SuaraJatim.id - Usai berdialog dengan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Luki Hermawan terkejut mendengar hoaks perihal pengepungan yang dilakukan ormas hingga lebih dari 24 jam masih viral di Papua.
Ditemui di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (21/8/2019), Luki menyampaikan klarifikasi mewakili pihak kepolisian kepada awak media yang datang.
"Kami di sini akan sampaikan, setelah kami dapat masukan dari perwakilan anggota dewan, dari Dapil Papua, bahwa kami agak kaget juga, bahwa berita Viral tentang hoaks ini, sampai hari ini disana masih terus bergulir," ujarnya.
Luki mengatakan, kronologis yang terjadi saat Tanggal 15,16,17 Agustus 2019 di Wisma Mahasiswa Papua Jln Kalasan No. 10 Surabaya.
Baca Juga: Rekannya Disebut Monyet, Mahasiswa Papua di Bogor Bergerak
"Kami sudah jelaskan, bahwa yang terjadi ini ada tiga kejadian, tanggal 15, dan tanggal 16. (Tanggal) 16 itu yang melibatkan massa. Lah yang diketahui di sana (Papua) itu yang tanggal 17 juga ada kekuatan massa yang besar. Jadi memang tanggal 16 itu kami aparat dari TNI dan Polri, memang menjaga masyarakat, Ormas dan lain untuk tidak masuk ke tempat asrama dan itu selesai jam (Pukul) 21.00 malam, setelah itu tidak ada pengepungan, lah ini yang beredar bahwa asrama itu dikepung selama 24 Jam lebih, jadi semoga informasi yang disampaikan ini bisa tersampaikan," katanya.
Ia juga menjelaskan, tidak benar ada penangkapan salah satu pengantar makan, yang akan mengirim ke salah satu penghuni asrama tersebut.
"Kejadian jam 13.00 WIB siang, sore massa tambah banyak, jam 21.00 WIB mereka kembali, sudah tidak ada kegiatan, hanya ada petugas. Dan kita mengamankan warga dari Papua yang ada di asrama, bahkan jam 01.00 malam, ada yang mengirim makanan, kami juga periksa bukan untuk menahan. Jangan ada hal-hal yang tidak kita inginkan. Setelah kami periksa makanan tersebut, ternyata memang permintaan dan tidak ada masalah, kita persilahkan masuk. Ini langkah-langkah kami yang lakukan, terkait berita yang simpang siur," ungkapnya.
Sementara Luki juga menjelaskan perihal interogasi terhadap 43 penghuni Wisma. Luki menyampaikan pihaknya sama sekali tak melakukan tindakan kekerasan dalam proses penyidikan.
"Terkait proses penyidikan, kami sudah ada enam orang yang saksi dari luar (asrama), melihat dua orang, dari warga Papua, tapi dia tidak melihat wajahnya, dia mematahkan tiang bendera, setelah itu masuk ke dalam, tapi dia (saksi) melihat wajahnya, dia tahu orang itu, masuk ke dalam. Dari penyidikan 42 orang, hasil interogasi, pada saat warga Papua dibawa ke Polrestabes diinterogasi, tidak tahu jawabnya, dan sampai saat ini memang belum tidak cukup bukti, bahwa warga Papua itu kami proses penyidikan terkait dengan bendera," ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswa Papua Tolak Kedatangan Fadli Zon
Ia menyayangkan adanya hoaks, sehingga berdampak besar. Hingga saat ini, pihaknya masih mendalami dan memeriksa jejak digital, sebelum kepolisian bergerak lebih jauh.
Tag
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Khofifah Siapkan Tim Khusus untuk Kawal Suara di TPS
-
Jelang Coblosan, Tri Rismaharini Dapat Pesan dari Ponpes Sunan Derajat
-
Heboh! Viral Detik-detik Penculikan Anak di Blitar: Korban Dibujuk Beli Jajan
-
KPU Jatim: EVP Ruang untuk Bertukar Pengalaman Mengenai Pemilu
-
Tidak Netral, Kades di Situbondo Divonis 3 Bulan Penjara dengan Percobaan