Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 21 Agustus 2019 | 20:14 WIB
Jasad Santri AR dibawa petugas ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Kabupaten Sidoarjo untuk diautopsi. [Berita Jatim]

SuaraJatim.id - Polisi masih terus menyelidiki kasus santri berinisial AR yang tewas diduga akibat dianiaya seniornya di salah satu pondok pesantren Ponpes Mambaul Ulum di Mojokerto, Jawa Timur.

Dari hasil autopsi jenazah, polisi menduga penyebab AR tewas karena akibat kepala tengkoraknya pecah.

"Hasil autopsi menyatakan kematian korban akibat luka pada bagian kepala belakang, tengkoraknya pecah," kata Kapolres Mojokerto, Jatim, AKBP Setyo Koes H seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/8/2019).

Ia mengemukakan, saat ini pihaknya terus mendalami kasus ini, termasuk memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangannya.

Baca Juga: Dugaan Santri Tewas Dianiaya Senior di Mojokerto, Disangkal Pengurus Ponpes

"Ada empat orang saksi yang dimintai keterangan," katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya juga melaksanakan prarekonstruksi, sehingga belum bisa menjelaskan secara rinci latar belakang terjadinya peristiwa itu.

"Masih prarekonstruksi, karena hilangkan nyawa seseorang jelas sebab kematian. Secepatnya akan kami rilis," ujarnya.

Sebelumnya, seorang santri dinyatakan meninggal dunia di salah satu pondok pesantren di wilayah Mojokerto. Dugaan sementara, santri berinisial AR itu meninggal usai dianiaya oleh salah satu seniornya di dalam lingkungan pondok pada Senin (19/8/2019) malam.

Baca Juga: Tak Bisa Berenang, Santri Tewas Tenggelam di Tanah Abang

Load More