SuaraJatim.id - PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun menutup ruas jalan di perlintasan kereta api, di Jalan Nias, Kota Blitar, Minggu (8/9/2019) siang. Penutupan dengan memasang dua besi di bagian tengah itu membuat mobil tidak bisa melalui perlintasan di jalan tersebut.
Keputusan tersebut diambil PT KAI Daop 7 menyusul insiden lokomotif yang tertempel palang pintu perlintasan kereta api di Jalan Nias tersebut sehari sebelumnya, Sabtu (7/9/2019) petang. Palang pintu itu sebelumnya sedikit pengok setelah tertabrak kendaraan roda empat yang menerobos masuk saat palang ditutup.
Manager Humas Daop 7 Madiun, Ixfan Hendriwintoko, mengatakan PT KAI hanya menutup jalan nias pada bagian yang berpapasan dengan perlintasan kereta api dari akses kendaraan roda empat.
“Jadi kendaraan roda dua masih bisa lewat, hanya mobil atau kendaraan roda empat tidak bisa melewati perlintasan,” ujar Ixfan, Minggu (8/9/2019).
Berdasarkan pantauan Suara.com Minggu siang, sejumlah petugas dari PT KAI Daop 7 Madiun memasang masing-masing dua balok besi setinggi sekitar dua meter dari dua arah dari perlintasan kereta api di Jalan Nias, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
"Kami sudah sosialisasi ke Ketua RT setempat sebelum memasang beton di lokasi. Memang ada lima warga yang memiliki mobil protes dengan tindakan kami. Kami sarankan ke mereka menyampaikan protes ke Daop," ujarnya.
Ixfan menjelaskan, penutupan perlintasan sebidang untuk mobil itu buntut dari insiden lokomotif tertempel palang pintu dan pengaman di lokasi pada Sabtu (7/9/2019) malam.
Menurutnya, ada kendaraan roda empat yang berusaha menerobos palang pintu saat ada kereta api melintas. Akibatnya pipa palang pintu menjorok ke jalur kereta api dan menemper lokomotif yang sedang melintas. Bodi lokomotif rusak setelah tertemper pipa perlintasan kereta api.
"Intinya kami tidak menutup total perlintasan di lokasi. Kami hanya mengambil tindakan agar pengendara mobil tidak bisa mengakses di perlintasan. Maka perlintasan kami persempit agar tidak terjadi lagi peristiwa yang sama," ujarnya.
Menurutnya, langkah itu untuk mengantisipasi agar ke depan keselamatan perjalanan kereta api lebih terjamin dan penumpang yang berada di dalamnya selamat.
Baca Juga: Terobos Palang Pintu Perlintasan Kereta Api, 76 Nyawa Melayang
"Kami masih menghitung kerugian materiil mulai kerusakan lokomotif dan palang pintu," ujarnya.
Terkait penambahan dua besi itu membuat sebagian warga protes, khusunya mereka yang memiliki kendaraan roda empat.
Warga memprotes pemasangan beton yang dilakukan PT KAI di dekat perlintasan kereta api di Jl Nias, Kota Blitar, Minggu (8/9/2019). Warga menganggap pemasangan beton di jalan dekat perlintasan kereta api di lokasi mendadak dan tidak ada sosialisasi.
"Pemasangannya tadi sekitar pukul 11.00 WIB. Kami juga bingung ketika ada warga melapor masalah itu. Kami tidak diajak koordinasi sama sekali," kata Camat Sananwetan, Heru Eko Pramono.
Kontributor : Agus H
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Erupsi Semeru Tak Ganggu Penerbangan di Bandara Notohadinegoro, Begini Kondisi Terkini
-
Cara Daftar KKS Pakai HP Kini Makin Mudah, Begini Syarat dan Aplikasi Resminya!
-
Kronologi Tewasnya 6 Santri Ponpes Jabal Quran Socah Bangkalan, Tenggelam di Bekas Galian C!
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Ambil Alih Tol dari Jusuf Hamka, Benarkah?
-
Warga Lereng Gunung Semeru Enggan Tempati Huntap, Ini Alasannya