Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 25 September 2019 | 16:55 WIB
Mahasiswa Unesa yang disangka sebagai penyusup diamankan saat aksi di Gedung DPRD Jatim. [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Saat aksi 'Surabaya Menggugat' menggelar aksi tolak berbagai RUU kontroversial di depan Gedung Kantor DPRD Jawa Timur sempat terjadi kerusuhan di lingkaran para demonstran, Rabu (25/9/2019).

Salah peserta aksi Bagaskara Wijayakusuma (17) dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang ikut aksi disangka sebagai penyusup lantaran tak mengenakan jaket almamater sebagai identitas kampus.

Koordinator Keamanan DPRD Jatim Ruli Asmianto menceritakan kronologi mahasiswa tersebut nyaris jadi bulan-bulanan massa. Ia mengatakan saat berada di tengah lingkaran massa ia tak mengenakan almamater.

"Dia sempat dicekik, dipukul jadi bulan-bulanan. Sempat ada kekerasan. Padahal sesama mahasiswanya," jelasnya kepada Suara.com pada Rabu (25/9/2019).

Baca Juga: 200 Siswa STM Ditahan Polda Metro, Statusnya Terperiksa

Pihak kemananan pun segera mengamankan oknum mahasiswa tersebut untuk mencegah terjadinya sasaran amukan massa. Saat diamankan, ia diminta untuk menunjukkan identitasnya sebagai mahasiswa.

"Saya tanya identitasnya tidak ada, kartu tanda mahasiswa Unesa tidak ada, yang ada adalah kartu jurusan Bahasa Inggris. Sehingga kita perlu amankan apakah hanya misskomunikasi biasa ataukah ada faktor lain yang bisa membahyakan kita semua Mungkin ada penyusupan, ada ideologi lain dana sebagainya," kata Ruli.

Saat diperiksa, ia kemudian didatangi oleh beberapa temannya untuk membuktikan jika Bagaskara adalah mahasiswa aktif di Kampus Unesa.

"Saya temukan beberapa temannya, kemudian saling mengenali. Di handpohone kita pelajari tidak kita temukan indikasi-indikasi yang bahaya. Artinya tidak ditemukan fakta-fakta pidana," lanjutnya.

Saat ditanya alasan tidak membawa almamater, Ruli mengatakan jika almamater mahasiswa tersebut dibawa kawannya.

Baca Juga: Didesak Mahasiswa, Ketua DPRD Jatim Sepakat Tolak UU KPK Hasil Revisi DPR

"Dia sebenarnya bawa almamater tapi dibawa teman-temannya dan terpisah. Ini sangat disayangkan aksi begini tidak terkoordinir, jadi kasihan temannya ini," tuturnya.

Sementara itu, salah satu massa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kevin Imantaka mengatakan, saat bersih-bersih jalan tiba-tiba terjadi keramaian di lingkaran massa yang berada di pojokan. Namun ia tak tahu penyebabnya apa.

"Tiba-tiba ada keramaian juga di pojok bagian kanan, memang penyebabnya juga belum jelas kaya gimana. Waktu itu teman-teman belum membubarkan diri," kata dia.

Ia menyebut jika aksi yang dilakukan sudah ada imbauan untuk mahasiswa menggunakan jaket almamater.

"Yang jelas untuk pelaku itu bukan bagian dari massa aksi, karena memang Unesa massa aksi imbauannya menggunakan almamater," ujarnya.

Setelah ditemui oleh Ketua Sementara DPRD Jatim Kusnadi, massa akhirnya membubarkan diri dari depan kantor DPRD Jatim. Aksi ini selesai sekitar pukul 14.00 WIB.

Namun sempat ada satu mahasiswa yang pingsan lantaran kelelahan, mahasiswa tersebut diketahui berasal dari kampus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Ia di bopong oleh kawan-kawannya dan sudah mendapat pertolongan.

Kontributor : Arry Saputra

Load More