Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 02 Oktober 2019 | 02:30 WIB
Lokasi semburan gas di halaman mess karyawan yang berada di Kutisari Indah Utara III No 19 Kota Surabaya. [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Eko Agus Supiandi menyebut di kawasan Kutisari, Surabaya terdapat sekitar 80 titik semburan bekas eksplorasi minyak pada zaman dulu.

Dia juga mengatakan semburan yang kini terjadi dinilai hal yang wajar. Lantaran, ada sebanyak 34 titik di kawasan Kutisari bekas pengeboran minyak.

"Iya banyak titik-titiknya, kalau sesuai dengan data itu ada 80  titik. Tapi ada 34 titik di Kutisari yang pernah jadi bekas pengeborannya," kata Eko saat dihubungi Suara.com pada Selasa (1/10/2019).

Bahkan, Eko mangatakan jika ada salah satu titik semburan lainnya yang ada di dekat saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) kerap diambil oleh warga minyaknya untuk di jual.

Baca Juga: Besok, Tim Geologi Bandung Bakal Cek Kandungan Semburan Minyak di Kutisari

"Itu sumur, itu ada minyaknya di ambil sama warga. Itu cuman kecil dimanfaatkan di jual sama warga, mereka jual harganya asal laku gitu aja," kata dia.

Untuk mengetahui kandungan semburan minyak bercampur air, Eko mengatakan akan mendatangkan tim Geologi dari Bandung. Mereka akan membawa alat untuk memeriksa kandungan bahan kimia yang ada di semburan tersebut masih ada atau sudah habis.

"Besok katanya dari Geologi Bandung itu datang membawa alat geo radar. Minyaknya sudah tinggal sedikit, itu juga sudah ga seberapa bau. Besok mau mengecek kemungkinan masih ada apa enggak kemungkinan disitu," katanya.

Kontributor : Arry Saputra

Baca Juga: Semburan Lumpur di Perumahan Kutisari Bercampur Air

Load More