SuaraJatim.id - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Jawa Timur pada tahun ini disebut sebagai yang terparah dibanding tahun sebelumnya. Lantaran dalam kurun waktu sepekan terakhir karhutla sulit dipadamkan karena dibarengi fenomena angin kencang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Subhan Wahyudiono mengatakan, sekitar 3.400 Hektare lahan dan hutan terbakar sepanjang 2019. Data tersebut dihimpun BPBD Jatim dari Dinas Kehutanan Provinsi Jatim.
"Saya kira memang iya (terparah). Jadi begini, memang seminggu terakhir ini anginnya sangat kencang yang bergerak secara horizontal mencapai kecepatan rata-rata 45 kilometer per jam," kata Subhan kepada Kontributor Suara.com pada Rabu (23/10/2019).
Subhan mengatakan upaya pemadaman terkendala angin, sehingga helikopter water bombing sempat parkir selama dua hari. Pun angin kencang juga memicu menyebarnya api ke lahan yang lain. Meski helikopter water bombing sudah memadamkan beberapa titik api di Gunung Arjuno, api muncul kembali akibat angin kencang tersebut.
Baca Juga: BPBD Jatim Sebut Dalam Sepekan, Enam Pegunungan di Jawa Timur Terbakar
"Jadi kecepatan angin itu membawa api kemana-mana, seperti di Gunung Ijen anginnya kencang. Arjuno pun juga begitu, water bombing yang mematikan empat titik api tumbuh lagi apinya," ujarnya.
Pihak BPBD Jatim telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait fenomena angin kencang ini. Menurut Subhan, BMKG menyebut jika angin kencang ini bersifat merusak.
"Ini bisa merusak, seperti puting beliung. Seperti di Batu kemarin, anginnya itu membawa tanah sehingga kalau terhempas dan mengenai warga mereka akan kesulitan bernafas," jelasnya.
Bahkan, kata Subhan, angin ini juga membuat rumah-rumah di daerah Batu, Malang Jawa Timur berdebu dengan ketebalan setengah sentimeter.
"Itu juga dari angin kencang dengan kecepatan sampai 20-25 knot," kata dia.
Baca Juga: Hutan Gunung Arjuno Terbakar, BPBD Jatim Kaji Opsi Pemadaman Dari Udara
Selain kesulitan memadamkan api, kebakaran juga menutup jalur pendakian. Subhan menyebut gunung yang ditutup akses pendakiannya meliputi Gunung Ijen, Arjuno Welirang, Wilis dan Kawi serta Semeru. Untuk Semeru masih bisa diakses, namun hanya sampai pos tiga saja.
Berita Terkait
-
Bicara Isu Lingkungan, Irjen Herry Heryawan: Konsep Green Policing Solusi Atas Tantangan Zaman
-
Kebakaran Lahan di Gunung Rinjani, Jalur Pendakian Senaru Ditutup Sementara
-
Kapolres Siak Pimpin Rakor dan Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla
-
Pakai GeoAI untuk Pantau Hutan dan Karhutla, Indonesia Diapresiasi di Forum Internasional
-
BMKG Kirim Surat ke Jokowi, Peringatkan Potensi Kekeringan dan Karhutla
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Berikut Ini Kisah Sukses Bening by Helena Bersama BRI
-
Gubernur Khofifah Komitmen Bangun Moderasi Beragama Diajarkan Sejak Dini, Jaga Sinergi dengan BNPT
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia