Chandra Iswinarno
Selasa, 29 Oktober 2019 | 17:32 WIB
Kamar indekos yang ditinggali keluarga Putri Natasiya di kawasan Surabaya. [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Putri Natasiya (19) gadis asal Blora Jawa Tengah yang sejak kecil memiliki kelamin ganda siap menjadi laki-laki. Kepastian tersebut disampaikan Juru Bicara Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Sigit Sutrisno pada Senin (28/10/2019).

Sigit mengemukakan Putri telah mendaftarkan permohonannya sekitar dua minggu silam.

"Saat ini gadis PN tinggal di Surabaya. Sehari-harinya bekerja sebagai satpam di sebuah sekolah dasar," ungkapnya.

Dikemukakan Sigit, pengajuan permohonan persidangan tersebut tergolong unik karena Putri sejak kecil memiliki kelamin ganda yang diperkuat dengan keterangan medis dan seiring perkembangan waktu, PN merasa lebih nyaman menjadi laki-laki.

Baca Juga: Berkelamin Ganda, Gadis di Surabaya Ajukan Permohonan Jadi Laki-laki

"Penampilan fisiknya terlihat seperti laki-laki. Bentuk dadanya rata seperti laki-laki pada umumnya. Namun, PN hingga kini KTP-nya masih beridentitas perempuan," ucapnya.

Menurut catatan medis, kromosom laki-lakinya lebih dominan dan hormon perempuannya telah dimatikan.

Sementara itu, ibunda dari Putri Natasya, Sulisetyowati (43) mengakui kelahiran Putri kala itu sempat membuat sang kakek gusar kepada dokter yang menangani persalinan anak sulungnya. Kali pertama, sang dokter yang membantu kelahiran Putri memberikan ucapan selamat karena sang bayi berkelamin laki-laki.

"Habis lahiran Putri, dokter dan bidannya sempat mengucapkan selamat, 'anaknya laki-laki, sehat bu' kata mereka," katanya, Selasa (29/10/2019).

Bahkan, Putri sempat diberi nama Dimas Saputra oleh sang kakek. Namun setelah dua jam berselang, dokter kembali menemui Sulisetyowati dan suami seraya meminta maaf.

Baca Juga: 28 Tahun Punya Kelamin Ganda, Akhirnya Orang ini Tahu Gender Aslinya

"Dokternya datang lagi, dia meminta maaf atas kekeliruan informasi, kalau anaknya berjenis kelamin perempuan. Bapak sempat marah-marah, kok tiba-tiba berubah," ujar Sulis.

Load More