Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Sabtu, 02 November 2019 | 20:32 WIB
Aliran Sungai Bengawan Solo mengering. [Suara.com/Tofan Kumara]

Bapak satu anak itu menceritakan, musim kemarau tahun 2019 ini sangat berbeda dengan tahun lalu. Musim kemarau tahun 2018, Bengawan Solo masih ada air meski sedikit, sehingga petani dan petambak tetap bisa bekerja.

Dengan kondisi seperti sekarang, tambak dan sawah jadi kering, warga tidak bisa mengambil air dari Bengawan, sehingga menderita kerugian puluhan juta rupiah.

"Kamia tidak bisa bertani, padi di sawah tidak bisa dialiri air. Tambak-tambak yang ada di desa sekitar Bengawan juga kering semua. Seperti saya, tidak bisa menanam padi, kalau di perkirakan kerugian bisa puluhan juta akibat gagal panen," ucap Sutrisno.

Kontributor : Tofan Kumara

Baca Juga: Langka, Bengawan Solo di Kabupaten Gresik Kering

Load More