
SuaraJatim.id - Permasalahan sampah popok bayi di Jawa Timur (Jatim) disebut bakal menjadi pekerjaan rumah yang serius dihadapi provinsi tersebut. Lantaran jumlah sampah popok bayi mencapai 2,4 juta per hari.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam acara Adopsi Sungai Brantas Gerakan Aksi Bersih Sungai Tahun 2020 di Taman Brantas Indah (TBI) Kabupaten Mojokerto, Minggu (3/11/2019).
“Jika di Jawa Timur ada 800 ribu anak-anak yang pakai popok, sehari ganti tiga kali, artinya ada 2,4 juta sampah popok. Kalau separuhnya dibuang ke sungai, itu masalah serius,” katanya seperti dilansir dari Beritajatim.com-jaringan Suara.com.
Untuk menangani persoalan tersebut, Khofifah menegaskan bakal terus berkoordinasi dan membuat kerja sama baik swasta maupun daerah lain termasuk Jawa Tengah yang memiliki problem yang sama. Termasuk menyusun kerja sama dengan investor dari Inggris dalam berinovasi memroduksi popok ramah lingkungan.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Popok Bayi Halal Siap Meluncur di Pasaran
Dia berharap popok tersebut akan bisa dipakai hingga beberapa kali, sehingga bisa memberi dampak positif terhadap ekosistem lingkungan.
Dalam acara tersebut, Khofifah juga menyerukan gerakan sebar biji buah. Menurutnya, lebih baik untuk tidak membuang biji buah begitu saja. Ia berbagi tips kebermanfaatan biji buah untuk kelangsungan alam terutama sumber daya air.
“Kalau makan buah, bijinya jangan dibuang langsung. Lebih baik disimpan, lalu dikeringkan. Nanti bisa kita sebar di tempat-tempat gersang. Jika bijinya tumbuh, kita telah ikut memelihara ketersediaan sumber air di bumi Jawa Timur,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto, Pungkasiadi mengatakan, jika Pemkab Mojokerto akan terus bersinergi dengan unsur pemerhati lingkungan.
“Masalah buang sampah popok di sungai harus diatasi segera,” ujarnya.
Baca Juga: Gara-gara Popok Bekas, Pantai Ini Terpaksa Ditutup untuk Sementara Waktu
Anggapan masyarakat di Mojokerto, terkait buang sampah popok harus di sungai perlu diluruskan dengan edukasi dan sosialisasi.
“Kalau buang sampah popok bayi di sungai agar bayi tidak ‘suleten’ dalam tradisi lokal. Biar adem, gitu kepercayaannya. Ini yang harus diluruskan. Mesti ada sosialisasi dan edukasi. Sungai itu sumber air, tidak boleh dicemari," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 7 Rekomendasi Mobil Jepang Bekas Tahun Muda Mulai Rp60 Jutaan, Cocok Dipakai Harian
- 5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp50 Juta, Performa Masih Tangguh
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
Pilihan
-
Timses Prabowo Gibran Masuk Jajaran Dewan Komisaris Pertamina, Intip Rekam Jejaknya
-
Setelah BMW, Kini Kaesang Muncul dari Balik Pintu Mobil Listrik Hyptec HT
-
8 Rekomendasi Printer Termurah dan Terbaik untuk Mahasiswa, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Pesawat Air India Boeing 787 Jatuh Setelah Lepas Landas di Ahmedabad, Bawa 242 Penumpang
-
Sebut Ada Kejanggalan, Rismon Sianipar Bakal Cek Lokasi KKN Jokowi di Boyolali
Terkini
-
Berburu Kejutan Saldo DANA Kaget! Raih Hadiah hingga Rp449 Ribu, Simak Manfaat dan Tipsnya
-
Produksi Padi Tahun Ini Capai 9 Juta Ton GKP, Jatim Optimis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
-
7 Mitos Daun Kelor: Penolak Bala, Pengusir Makhluk Halus, hingga Pemutus Ilmu Hitam
-
Viral! Segel Minimarket yang Tak Punya Jukir Resmi, Wali Kota Surabaya Disebut Salah Sasaran
-
Gubernur Khofifah Tegaskan Pihaknya Menentang Segala Bentuk Eksploitasi terhadap Anak