Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 10 Desember 2019 | 14:04 WIB
Warga memperlihatkan air pdam di Lamongan yang menghitam. [Suara.com/Tofan Kumara]

SuaraJatim.id - Warga di Kabupaten Lamongan dalam beberapa hari terakhir tidak bisa menggunakan air PDAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lantaran air PDAM yang kini tersalurkan ke warga berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diduga tercemar limbah tekstil batik dari hulu Bengawan Solo.

Dari pantauan Suara.com di salah satu rumah warga Kelurahan Temenggungan Wakhid (44), terlihat air PDAM yang ditampung di bak mandi berwarna hitam kecoklatan. Wakhid mengakui kondisi air yang menghitam tersebut sudah dialaminya selama tiga hari.

"Tiga hari ini air PDAM berwarna begini (hitam). Sehingga untuk memasak harus beli air isi ulang, mandi pun sebenarnya agak ragu tapi mau bagaimana lagi, terpaksa mandi dengan air yang berwarna seperti ini," kata Wakhid di rumahnya pada Selasa (10/12/2019).

Meski air berwarna hitam kecoklatan seperti, namun Wakhid mengaku tidak mencium adanya bau dari air tersebut. Wakhid akhirnya melaporkannya ke pihak PDAM Lamongan.

Baca Juga: Air Bengawan Solo Tercemar Menahun, Wali Kota Solo Usul Pembuatan IPAL

"Memang airnya keruh sekali berwarna hitam kecoklatan tapi anehnya tidak berbau. Saya bahkan sampai melaporkan ke kantor PDAM, katanya air tercemar dari hulunya Bengawan Solo sana."

Serupa dengan Wakhid, Warga Desa Tambak Ploso Kecamatan Turi Totok Subagyo (42), terpaksa harus membeli air dari sumur yang dijual warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, kesehariannya bergantung pada usaha warung kopi.

"Dampak air PDAM yang berwarna coklat pekat ini sangat besar, mas. Apalagi, saya berjualan seperti warkop ini. Saya harus beli air sumur atau isi ulang tiga hari ini. Ini sangat menyusahkan secara ekonomi maupun sehari-hari, mudah-mudahan segera diatasi hal ini."

Sementara itu, Kepala PDAM Lamongan Ali Mahfudi mengatakan telah mendapat informasi dari pihak Perum Jasa Tirta (PJT) mengenai air yang menghitam dari Bengawan Solo. Dia mengemukakan, ada indikasi pencemaran dari limbah batik yang berada di daerah hulu Bengawan Solo.

"Kalau kami dengar di tetangga sebelah atau Solo, pencemaran ini berasal dari limbah batik atau semacam limbah-limbah home industri yang ada di daerah hulu hingga sudah masuk ke PDAM Kabupaten Lamongan," katanya.

Baca Juga: Kapolda Jateng Janji Akan Usut Kasus Pencemaran Bengawan Solo

Untuk mengantisipasi itu, Ali memastikan PDAM akan mereduksi daripada kondisi air baku Bengawan solo yang keruh itu dengan menambah sedimen atau lumpur yang sudah di mikser. Kemudian agar warna hitam air menghilang, pihaknya akan membubuhi bahan untuk menetralisi warna yang keruh tersebut.

"Kami akan menetralisi dengan serbuk kimia, juga akan menambah dengan sedimen lumpur yang dimikser. Harapan kami mudah-mudahan air baku ini tidak terlalu lama dan tidak mengganggu sehingga pelayanan atau kualitas dari air baku bisa distribusikan dan bisa normal kembali," katanya.

Kontributor : Tofan Kumara

Load More