SuaraJatim.id - Ketika ada sebagian orang bekerja secara nyaman dari rumah, ada banyak rakyat kecil yang justru harus berjibaku di luar saat wabah virus corona, agar keluarga mereka tak kelaparan.
Setidaknya, hal itulah yang terjadi pada warga Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur.
Mereka mengaku tidak takut pada virus corona Covid-19, tetapi lebih takut anak meraka mengalami lapar.
Seperti yang disampaikan oleh salah seorang ibu rumah tangga bernama Bu Iwan, saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id—jaringan Suara.com, Rabu (01/04/2020).
Baca Juga: WFH PNS Depok Diperpanjang Sampai 21 April, Tapi Masih Ada yang ke Kantor
"Saya tidak takut corona, tapi takut anak saya lapar karena tidak makan. Makanya, saya tetap berjualan. Warga di sini kerja seperti biasa, tak terpengaruh itu," ungkapnya.
Perempuan penjual rujak ini juga mengaku, sampai hari ini khusus di desanya isu virus Covid-19 sama sekali tidak mempengaruhi aktivitas warga.
"Masyarakat yang rata-rata bekerja di kebun kopi sebenarnya mendengar dari berita. Tetapi bagaimana lagi, kalau kami tidak kerja siapa yang mau kasih kami makan," keluhnya.
Kendati demikian, dirinya masih yakin, khusus masyarakat Desa Mulyorejo banyak yang sehat dan memiliki imun yang kuat.
"Sebab mereka biasa berjemur di terik matahari berjam-jam. Warga di sini juga rutin minum jamu alami dan madu asli pegunungan, yang penting berdo'a dan waspada semoga selamat semua," sebut ibu tiga orang anak itu.
Baca Juga: Pakai Gaun Pengantin saat WFH, Ibu Ini Sukses Ciptakan Tren Baru
Dirinya hanya meminta, khusus di Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo jangan sampai ada penutupan warung.
"Kalau jualan kami sampai ditutup, mau makan apa saya. Kalau pemerintah siap nanggung makan kami 5 orang, silahkan ditutup," tegasnya.
Sementara salah seorang tokoh pemuda sekitar, bernama Samsul meminta masyarakat Silo untuk tetap waspada.
"Karena virus corona ini, bukan virus biasa. Jangan sampai, kita mengentengkan. Yang penting waspada, karena korbannya juga sudah banyak," ujarnya.
Pria lulusan strata satu di salah satu perguruan tinggi di Surabaya ini meminta, agar petugas kesehatan pro aktif ke masyarakat Mulyorejo.
"Diberikan edukasi dan pantau terus kesehatan masyarakat. Terutama, perantau yang baru datang ke kampung kami," lugas Samsul.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ismail, Bocah 13 Tahun Meninggal Dunia Setelah Dinyatakan Positif Corona
-
Bupati Faida: Jember Tidak Akan Lockdown, Kecuali Diperintahkan
-
Tak Gentar Corona, Ibu Penjual Rujak: Saya Lebih Takut Anak Kelaparan!
-
Modus Baru Perampok Semprot Disinfektan, Warga Jakarta Harus Waspada
-
Bebaskan 30.000 Napi demi Cegah Corona, Yasonna: Masih Over Kapasitas
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
-
Daftar 7 Mobil Bekas Murah Semewah Alphard, Harga Mulai Rp 60 Jutaan dan Nyaman Buat Keluarga!
-
Timnas Indonesia Perlahan Lupakan Warisan STY, Kluivert Akhiri Debat Asing vs Local Pride
Terkini
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus
-
3229 Koperasi Merah Putih Jatim Disahkan, Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah: Optimis Segera 100%
-
DPRD Jatim Soroti Program Penanganan Kemiskinan Hingga Pengangguran