SuaraJatim.id - Selain Bandara Internasional Juanda, kantor pemerintahan di Surabaya juga masih menggunakan bilik disinfeksi untuk sterilisasi sebagai upaya pencegahan penyebaran dan penularan virus corona covid-19.
Seperti di Gedung Negara Grahadi yang merupakan rumah dinas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sekaligus sebagai aula pertemuan di Surabaya.
Pengunjung yang akan masuk tempat ini akan melalui dua tahap sterilisasi dan pemeriksaan.
Pantauan di lokasi, sebelum memasuki tempat ini para pengunjung akan melewati tenda disinfeksi drive thru dan diperiksa suhu tubuhnya.
Bagi yang pengendara roda dua cukup melepas helm dan diperiksa suhu tubuhnya, apabila suhu tubuh normal mala diizinkan untuk masuk.
Sementara pengendara roda empat disemprot kendaraannya. Seluruh penumpang dipersilahkan keluar untuk diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermal gun.
Kemudian ketika akan memasuki ruangan lain yang ada di tempat tersebut, pengunjung akan masuk ke dalam bilik sterilisasi yang secara otomatis menyemprotkan cairan disinfektan ketika dilewati orang. Penyemprotan disinfektan berasal dari atap bilik disinfeksi.
Padahal, penyemprotan disinfektan di tubuh manusia tidak direkomendasikan. Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor: HK.02.02/III/375/2020 pada pada 3 April 2020, salah satunya menyatakan tak merekomendasikan penggunaan bilik disinfeksi di permukiman maupun tempat dan fasilitas umum.
Sementara itu, pihak Pemprov Jawa Timur melalui Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi membenarkan adanya edaran mengenai pelarangam bilik disinfeksi.
Baca Juga: Bilik Disinfektan di Bandara Juanda Surabaya Akhirnya Dinonaktifkan
Namun, bilik disinfeksi atau sterilisasi yang terpasang di Gedung Negara Grahadi dinilai aman.
"Jadi memang dari Kementerian Kesehatan dirjen lingkungan itu mengeluarkan edaran tentang bilik disinfeksi itu, yang tidak boleh itu kalau disemprotkan ke manusianya, bisa menimbulkan iritasi," kata Joni saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (4/4/2020).
Joni menjelaskan mengenai pelarangan bilik disinfeksi tersebut apabila penyemprotan cairannya mengenai bagian muka seseorang. Misalnya, seperti mata, hidung dan mulut. Maka bagian tersebut bisa menimbulkan iritasi.
"Kalau kepada benda kalau usap tidak menimbulkan masalah, kalau disemprotkan ke muka bisa menimbulkan iritasi. Coba dibaca seperti itu ya nanti," jelasnya.
Sehingga, kata dia, bilik disinfeksi yang ada di lingkungan Gedung Negara Grahadi dinilai aman dan tak membuat para pengunjung terkena di bagian sensitif yang bisa membuat iritasi.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Bilik Disinfektan di Bandara Juanda Surabaya Akhirnya Dinonaktifkan
-
Meski Dilarang, Bandara Juanda Masih Pasang Bilik Disinfektan
-
Dilarang Kemenkes, Bandara Juanda Masih Pasang Bilik Disinfektan
-
Komisioner Ombudsman Heran Bandara Surabaya Masih Pasang Bilik Disinfektan
-
Wabah Corona, Gubernur Khofifah Gratiskan Sewa 4 Rusunawa di Surabaya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim
-
Dalih Belajar Agama Terbongkar, WNA Amerika Dideportasi dari Tulungagung
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!
-
BP BUMN dan Danantara Lepas 1.000 Relawan Kemanusiaan dari Medan
-
Operasi Lilin Semeru 2025, 14 Ribu Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Nataru di Jatim