Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 06 April 2020 | 13:44 WIB
Penjual emas eceran, Halimah. (Suara.com/Dimas)

SuaraJatim.id - Halimah, janda 60 tahun, ini bingung mencari makan di tengah wabah virus corona. Tempat dia mencari nafkah dengan menjual emas eceran di Pasar Kapasan Surabaya tutup selama 14 hari ke depan.

Ditemui di selasar Pasar Kapasan, Senin (6/4/2020) siang, Halimah hanya duduk dan melihat para pekerja pasar mengangkuti barang dagangan. Selama 14 hari ke depan, Halimah hampir pasti tidak ada pamasukan uang.

"Nnggak tau nanti cari makannya di mana," kata dia kepada SuaraJatim.id.

Menurut pengakuan Halimah, saat kondisi pasar sedang ramai, ia mampu membeli emas hingga lebih dari 5 gram perharinya. Namun saat sepi, ia hanya dapat emas setengah gram saja.

Baca Juga: PSSI Masih Godok Penyesuaian Gaji untuk Shin Tae-yong Selama Pandemi Corona

"Emang rejekinya segitu," ucapnya.

Keuntungan Halimah membeli dan menjual kembali perhiasan tersebut terbilang tak cukup banyak. Dilihat dari kondisi perhiasan, jika masih kondisi bagus, ia mampu mendapatkan keuntungan perharinya Rp. 10.000 hingga Rp. 100.000,-

Namun dengan ditutupnya sementara Pasar Kapasan Surabaya, Halimah dipastikan tidak ada pemasukan sama sekali.

"Saya ini janda, enggak ada yang ngasih uang belanja," ujar Halimah yang masih duduk di selasar pasar, tampak membawa bekal buah pisang satu sisir, dan air mineral sebotol.

Halimah tiap harinya memang mencari uang dari jual beli perhiasan. Ia mengaku tak tau usaha apa lagi selama Pasar Kapasan Surabaya dikarantina.

Baca Juga: Cegah Penularan Corona, Polisi Sudah Bubarkan 10.873 Kerumunan Massa

Dari pantauan lapangan, masih banyak pedagang yang mengangkuti barang dagangannya. Ternyata, teman dari Halimah yang juga mencari pengunjung pasar, guna dibeli perhiasannya cukup banyak, dan semuanya masih menunggu sambil duduk-duduk di selasar.

Load More