Melihat suaminya tidak bisa bekerja lagi, Yayuk akhirnya terpaksa bekerja serabutan. Yakni bekerja melipat kantong plastik milik sebuah perusahaan pabrik plastik di daerah dekat rumahnya.
Dia terpaksa menawarkan diri kepada temannya yang lebih dahulu menekuni profesi ini agar dapur rumahnya tetap mengepul. Apalagi tanggungan anaknya Fira Alifia Putri (18) saat ini kelas XII SMA yang ingin meneruskan sekolah ke lebih tinggi ikut menghantuinya.
“Anak satu, tapi rumah juga ada ibu yang sedang sakit, ini juga setiap hari membutuhkan biaya perawatan. Kalau tidak dipaksa bekerja apapun, tidak akan bisa hidup,” katanya.
Saat ini, sejak Agus dipecat dari pekerjaanya, aktivitas keluarga ini hanya melipat kantong plastik. Dalam sehari dia bisa menyelesaikan delapan glangsing berisi kantong plastik yang akan segera dikirim itu.
Baca Juga: 6 Tanda Pasangan Tak Cinta, Penampilan Perdana Meghan Markle di Televisi
Kendati mendapatkan pekerjaan alternatif, gaji yang didapatkan dari melipat kantong plastik itu juga tidak seberapa. Sebab satu glangsing oleh perusahaan dihargai Rp 3 ribu.
Jika ia melipat plastik 8 glangsing, maka setiap harinya ia hanya mendapatkan Rp 24 ribu saja. Sebulan kira-kira mendapatkan sebesar Rp 720 ribu.
Ia tahu, pekerjaanya saat ini memang tidak menjadi solusi, tapi setidaknya dengan kondisi seperti sekarang bisa memberikan solusi. Bahkan ia mengaku sudah membujuk anaknya agar tidak melanjutkan ke sekolah lebih tinggi atau kuliah. Meningat perekonomian sedang sulit.
“Anak saya sudah tak bujuk, memberikan pemahaman kalau saat ini sedang susah sejak bapaknya terkena PHK. Tapi bagaiamana pun, saya khawatir, takutnya dia kecewa karena tidak kuliah seperti teman-temannya,” paparnya.
Selain itu, selama kena PHK akibat pandemic covid-19 Yayuk juga mengaku hingga kini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik berupa sembako maupun bantuan lainnya. Hanya ibunya yang terdata mendapatkan beras karena statusnya janda.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Ada Kasus Dua Perempuan Hamil Meninggal Akibat Covid-19
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Gresik, Ninik Asrukin mengatakan, bagi pekerja yang terdampak PHK bisa mengikuti progam kartu Pra kerja milik pemerintah.
Berita Terkait
-
Pelindo Periksa Kesehatan 213 Tenaga Kerja Pelabuhan
-
Glowing Worker: Apresiasi Manis di Hari Buruh untuk Para Pekerja Hebat
-
Hasil Proliga 2025: Nodai Comeback Megawati Hangestri, Jakarta Pertamina Enduro ke Grand Final
-
Tangkap 14 Pendemo Anarkis di Hari Buruh, Polisi: Mereka Penyusup, Diduga dari Kelompok Anarko
-
38 Ton Sampah Terkumpul di Jakarta Selama Aksi May Day
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Selamat Datang Pascal Struijk di Timnas Indonesia, Ini Bisa Bikin China Ketar-ketir
- 25 Kode Redeem FF Terbaru 2 Mei 2025: Klaim Token SG2 hingga Skin Senjata Menarik
- Kapan Pinjol Legal Hadir di Indonesia? Jumlahnya Makin Menjamur, Galbay Bisa Dipenjara!
- 6 Rekomendasi HP Mirip iPhone, Mulai Rp 1,1 Jutaan Terbaik Mei 2025
Pilihan
-
Operasi Pekat: Polresta Solo Amankan Ratusan Miras di Tempat Hiburan Malam
-
Hasil Proliga 2025: Tumbangkan Jakarta Pertamina Enduro, Popsivo Polwan ke Grand Final
-
Hasil BRI Liga 1: Persija Jakarta Merana di Markas Borneo FC
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Menang Dramatis, Zona Degradasi Makin Panas
-
Kapten PSM Makassar Murka: Sebut Sepak Bola Indonesia Penuh Korupsi
Terkini
-
Evakuasi Pendaki Jember yang Hilang di Gunung Saeng Berjalan Alot: 2 Anggota Tim SAR Terluka
-
Pertandingan Persik Vs Persebaya Dibayangi Lampu Padam, Panpel Beri Jawaban
-
Kabar Baik! Pemprov Jatim Hapus Syarat Usia di Lowongan Kerja, Buka Peluang untuk Semua
-
Manfaatkan Tren Sehat, BRI Bantu UMKM Gula Aren Tembus Pasar Lebih Luas
-
Alasan Wali Kota Surabaya Larang Buang Sampah ke Sungai, Bisa Bikin Air PDAM Naik Tajam