SuaraJatim.id - Meski dibayangi pandemi Virus Corona, Salat Tarawih masih dilaksanakan sebagian masyarakat seperti yang dilakukan di lingkungan Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Udanawu, Kabupaten Blitar.
Para santri dan masyarakat sekitar masih melaksanakan amalan sunah tersebut. Seperti biasa, Salat Tarawih di lingkup Ponpes Mambaul Hikam dilakukan sangat cepat. Salat Tarawih 23 rakaat itu berlangsung sekitar 10 menit. Tak jarang banyak warga Kediri datang ke Udanawu demi mengikuti salat cepat tersebut.
"Setiap tahun saya ke sini. Ya karena cepat. Ibadah cepat selesai," kata seorang jemaah Eric Wahyu, selepas salat pada Kamis (23/4/20).
Ketika disinggung soal pandemi corona, Eric mengaku sebagai ujian iman.
"Inikan sebagai ujian kita. Ujian iman kita. Semua sudah diatur jadi kita tidak perlu khawatir," kata Wahyu.
Pelaksanaan salat cepat di lingkup Ponpes Mambaul Hikam disebut telah berlangsung sejak tahun 1907. Di tengah pandemi corona seperti ini, baik salat tarawih maupun salat jumat masih berlangsung.
Alasannya karena Udanawu bukan menjadi daerah terpapar. Pihak Ponpes telah melakukan sejumlah upaya pencegahan. Satu diantaranya penyemprotan desinfektan.
"Dan tentunya dibarengi dengan tawakal kepada Allah SWT dan tentunya kita tidak lepas kita dari ikhtiar. Jadi ikhtiat itu kita lakukan setelah kita tawakal," terang Kyai Dliya'udin Azzamzami.
Baca Juga: Tarawih Bubar karena Ada Jemaah Pingsan, Masjid Kemayoran Langsung Ditutup
Meski salat tetap berlangsung, namun pandemi virus corona juga memengaruhi jamaah yang hadir. Biasanya pada hari pertama sub salat memanjang hingga radius 25 meter lepas teras masjid.
Kini jamaah yang ikut salat berkurang sekitar lima meter. Itupun jika dipadatkan bisa cukup dalam satu masjid.
Disinggung soal himbauan MUI tentang salat tarawih di rumah, Gus Dliya' menghormatinya. Namun untuk pelaksanaannya tidak bisa disamakan dengan daerah lain seperti Jakarta atau wilayah yang sudah terpapar.
"Jadi tidak boleh disamaratakan seluruh Indonesia. Jadi kita harus melihat paparan. Dan kita sangat menghormati fatwa MUI. Kami lakukan ini Ijtihad. Karena di daerah kami tidak terpapar. Maka dari itu kami tetap melaksanakan tarawih dan jumatan seperti biasa," pungkasnya.
Kontributor : Farian
Berita Terkait
-
Tarawih Bubar karena Ada Jemaah Pingsan, Masjid Kemayoran Langsung Ditutup
-
11 Bacaan Surat Pendek untuk Salat Tarawih dan Witir
-
Tarawih Bubar karena Ada yang Pingsan, Semua Jemaah Masjid Kemayoran Didata
-
Detik-detik Jemaah Tarawih Mendadak Ambruk, Mesin Motor Masih Menyala
-
Seorang Pria Tiba-tiba Jatuh di Halaman Masjid, Jemaah Salat Tarawih Bubar
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Banjir Lamongan Rendam 328 Hektare Sawah Warga, 13 Dusun Terdampak
-
Bubuk Mercon Diduga Penyebab Ledakan di Pacitan, 3 Rumah Hancur!
-
Heboh Ledakan Hancurkan 3 Rumah di Pacitan, Sejumlah Warga Luka-luka
-
BRI Perluas Layanan Lewat AgenBRILink untuk Akses Keuangan Merata, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Gubernur Khofifah Sapa Warga di Pasar Murah Bangkalan: Logistik Masyarakat Jelang Nataru Dipenuhi