Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 24 Mei 2020 | 20:24 WIB
Tradisi Patongan Tompo’an di Jember (Jatimnet)

Pemberian stempel dilakukan dengan menempelkan besi panas sehingga meninggalkan luka memerah pada pantat sapi.

“Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi, karena warga mulai sadar bahwa hal seperti itu tidak baik, menyiksa hewan, apalagi yang akan disembelih untuk dikonsumsi,” tutur Hafit.

Yang pasti, membeli sapi hidup secara kolektif menjadi cara warga untuk mendapatkan daging sapi yang tidak hanya lebih murah, tetapi juga terjamin kesehatannya karena warga melihat sendiri sapi sebelum disembelih.

“Melalui tradisi ini, kita dapat merayakan Lebaran dengan menikmati hidangan olahan daging sapi yang lezat dan bergizi. Lebih meringankan di saat harga kebutuhan melonjak pada hari Lebaran,” kata Hafit.

Baca Juga: Bahagia Lebaran Bareng Suami, Penampilan Vanessa Angel Bikin Salfok

Hal itu juga dirasakan Mukaromah, ibu rumah tangga warga Desa Sidomukti yang menjadi peserta tradisi Patongan Tompo’an.

“Biasanya menjelang Lebaran, harga daging mahal di pasar. Dengan ini kita bisa dapat yang lebih murah dan sehat,” ucap Mukaromah.

Tag

Load More