SuaraJatim.id - Perajin wayang di Kabupaten Kediri mulai bangkit usai babak belur akibat mewabahya virus corona atau Covid-19. Kini para perajin mulai bangkit dari keterpurukan.
Di antaranya perajin di Kabupaten Kediri yang mulai bangkit ialah Karmiadi (65) atau yang akrab di telinga dengan nama Pakde Wayang. Warga Desa Bogokidul, Kecamatan Pelemahan itu kini telah membuat wayang lagi.
Tak hanya membuat, Karmiadi juga sudah aktif berdagang dengan menjajakan karyanya kembali. Saban harinya Karmiadi mangkal di barat daya Simpang Empat Bogo, tepatnya di depan BendoStore Pelemahan.
Menurut Karmiadi, sebelum mewabah corona dirinya bisa menjual 40-50 biji wayang berbagai jenis dalam sebulan. Namun sejak marak kasus corona di Kabupaten Kediri, tak ada satupun yang membeli karya-karyanya.
"Kalau sekarang ya sudah mulai ada (pembeli) lagi lah. Selama corona itu saya tidak jualan, ya tidak ada penghasilan. Kurang lebih sudah ada dua bulan (tidak berjualan)," kata Karmiadi kepada Suarajatim.id, Sabtu (27/6/2020).
"Sekarang sudah mulai (ada pembeli wayang), minimal ya hari-hari biasa ini, kalau di perempatan ya satu, ya tiga, ya dua, ya nggak laku sama sekali. Tapi kadang juga ada yang beli 10 biji, 15 biji, gitu ada," sambungnya.
Ada tiga jenis wayang yang ditatah sekaligus dijual oleh Karmiadi, yakni wayang kertas, wayang kulit dan wayang talang.
Ketiga jenis wayang itu berbeda-beda harganya, termahal wayang kulit dan termurah wayang kertas.
"Masalah harga itu paling kecil Rp 40 ribu sampai Rp 400 ribu, itu yang (wayang) kertas. Kalau (wayang) kulit Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta, yang (wayang) talang minimal Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu," paparnya.
Baca Juga: Gol Semata Wayang Rakitic Bawa Barcelona Kembali ke Puncak Klasemen
Karmiadi mulai memproduksi dan menjual berbagai macam jenis wayang sejak tahun 1980-an. Tidak ada yang mengajarinya dalam menatah wayang. Adapun keahliannya ini diperolehnya secara autodidak.
Pria yang akrab dipanggil Pakde Wayang ini bercerita asal muasal dirinya menatah wayang. Sebelum tahun 1980-an, Karmiadi bermimpi mendengar suara atau bisikan mengenai nasib wayang di masa mendatang.
Sejak itu Karmiadi rajin membeli wayang umbul, yakni kumpulan gambar mini berbagai macam wayang. Dari situ ia mempelajari berbagai macam lakon wayang, lalu ia mulai berlatih menatah secara autodidak.
Karmiadi bilang karyanya tidak hanya laku di dalam negeri, melainkan juga laris di luar negeri. Ia berkisah bahwa dirinya telah banyak mengirim wayang pahatanya, seperti ke Jepang, Amerika, Belanda, bahkan ke Arab.
"Masalah pembeli ini banyak, sampai se-Indonesia. Pesanan dari Jepang juga ada, dari Belanda juga ada, dari Arab juga ada, ke Amerika juga banyak... Rata-rata yang beli itu cuma buat hiasan, rata-rata begitu," tutupnya.
Kontributor : Usman Hadi
Berita Terkait
-
Debut di Indonesia, Marcos Reina Tertantang Bawa Persik Kediri Bersaing di BRI Super League
-
Marcos Reina: Liga Indonesia Sangat Menantang Bagi Saya
-
BREAKING NEWS! Torres Resmi Jadi Pelatih Persik Kediri
-
Tinggalkan Persik Kediri, Ong Kim Swee Resmi Gabung Akademi Mokhtar Dahari
-
Persik Kediri Lelang Jersey untuk Korban Bencana Sumatera: Persib hingga Persija Kapan Nyusul?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Berapa Biaya Haji Furoda 2026? Terbang ke Mekkah Tanpa Antre
-
Monggo Rawuh pada 11-14 Desember, Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025
-
Ratusan Rumah Warga Gresik Rusak Diterjang Puting Beliung, Mayoritas Atap Lepas!
-
9 Rumah di Lumajang Diterjang Banjir Lahar Gunung Semeru, Warga Sempat Terisolasi
-
Melayani Masyarakat dan Berdayakan Perempuan, Gubernur Khofifah Raih Woman Empower Award 2025