SuaraJatim.id - Peneliti Ecological Observations and Wetlands Conversation (Ecoton), Andreas Agus Kristanto Nugroho, membuktikan kotoran atau tinja manusia yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Brantas, Jawa Timur, mengandung mikroplastik.
Andreas bersama rekan-rekannya meneliti feses manusia Brantas antara tahun 2019-2020. Feses yang diteliti berasal dari 51 orang. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa terdapat partikel mikroplastik di feses manusia.
"Mikroplastik ternyata juga sudah ada di fesesnya manusia. Dalam arti bahwa manusia itu juga di dalam tubuhnya sudah ada mikroplastiknya," kata Andreas kepada SuaraJatim.id, Selasa (14/7/2020).
Sebanyak 51 sampel feses yang diteliti diperoleh Andreas dari mereka yang tinggal di sekitar DAS Brantas. Mereka berasal dari Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jombang, Kediri, Trenggalek, Malang dan Kota Surabaya.
Baca Juga: HOROR! 72 Persen Ikan di Kali Brantas Jawa Timur Makan Plastik
"Itu (sampel feses) dari sembilan Kabupaten/Kota yang mau jadi sukarelawan, yang mau fesesnya dikirim ke kita untuk diteliti (hasilnya) semuanya mengandung mikroplastik," ujar alumnus S2 biologi Universitas Airlangga Surabaya ini.
Andreas tak begitu ingat rata-rata partikel yang terdapat dalam feses manusia Brantas. Seingatnya, kadar partikelnya antara 10 hingga 30-an partikel per sepuluh gramnya. Semua sampel dari hulu hingga hilir positif mengandung mikroplastik.
Menurut Andreas, ada beberapa penyebab manusia Brantas rentan terpapar mikroplastik. Selain karena mikroplastik itu disuplai oleh makanan dan minuman, kondisi lingkungan yang mulai tercemar mikroplastik juga turut berperan.
"Roda mobil kita yang berputar itu habisnya kemana? Itu (menjadi) mikroplastik... Iya (mikroplastiknya terbang kebawa angin), dari saluran pernafasan pun mikroplastik bisa masuk ke manusia," ungkapnya.
Mikroplastik terbagi dalam dua jenis, yakni mikroplastik primer dan sekunder. Mikroplastik primer ialah mikroplastik yang sengaja dibentuk oleh industri, sedangkan mikroplastik sekunder merupakan hasil disrupsi atau penghancuran plastik besar.
Baca Juga: Temuan Baru, Mikroplastik Ditemukan pada Buah Apel dan Wortel
Ukuran mikroplastik berada di bawah lima milimeter. Mikroplastik termasuk material berbahaya. Selain karena mengandung ftalat yang biasanya digunakan sebagai pelentur plastik, mikroplastik bersifat mengikat material di sekitarnya.
Berita Terkait
-
Geger! Mikroplastik Terdeteksi dalam Botol Coca-Cola, Ancam Kesehatan Konsumen
-
Waspada, 4 Barang di Dapur Ini Diam-Diam Mengandung Mikroplastik Berbahaya
-
Penduduk Indonesia Paling Banyak Mengonsumsi Mikroplastik di Dunia Hingga 15 Gram Perbulan, Ketahui Dampak Kesehatannya
-
Mikroplastik Ditemukan di Testis Manusia, Bikin Kualitas Sperma Menurun?
-
Sampah Botol Aqua Jadi Pencemar Sungai Terbesar, Berubah Jadi Mikroplastik dan Ditemukan di Buah Zakar!
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Lihat Jaksa di Sidang Tom Lembong Cengar-cengir, Publik Malah Kesal: Nasib Orang Dianggap Bercandaan!
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
Terkini
-
KPU Jatim: EVP Ruang untuk Bertukar Pengalaman Mengenai Pemilu
-
Tidak Netral, Kades di Situbondo Divonis 3 Bulan Penjara dengan Percobaan
-
Inilah Isi Tim Khusus Polda Jatim yang Ditugaskan Jaga Pilkada Sampang
-
Terungkap Bunker Milik Bandar Narkoba di Surabaya, Isinya Bikin Syok
-
Geger! Diduga Paslon Pilwali Kota Blitar Diduga Bagi-bagi Uang dan Sembako