SuaraJatim.id - Ketua Umum Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia (APGI) Vita Landra menyampaikan, upacara 17 Agustus di gunung memang telah jadi kebiasaan para pendaki. Tapi di masa pandemi Covid-19 ini, menurut Vita, upacara tentu akan berbeda dari tahun sebelumnya
Ia menegaskan, protokol kesehatan tetap penting dan harus disiplin dilakukan.
"Physical distansing itu paling penting dan pakai masker saat akan berinteraksi dengan orang lain. Dua hal itu yang sangat penting dilakukan," kata Vita usai acara Dukungan Perlengkapan Wisata Pendakian Gunung Masa New Normal bersama Kemenpar di gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, Minggu (16/5/2020).
Vita menyampaikan, ia bersama sejumlah pengurus APGI juga berencana akan melakukan upacara 17 Agustus di Gunung Papandayan besok. Untuk menjaga keamanan juga penetapan protokol kesehatan, upacara dilakukan di area yang minim pengunjung lain.
"Untuk upacara besok, kita cari area yang tidak banyak orang. Kita sudah tandai bahwa besok akan dipakai acara ini. Jadi memang dibatasi sekali," ucapnya.
Ia mengingatkan, jangan sampai kegiatan upacara di gunung berpotensi jadi cluster baru paparan virus corona.
"Jangan sampai niat kita baik malah jadi bumerang jadi kluster baru," katanya.
Pendaki Gunung Lawu Memuncak
Kepopuleran upacara 17 Agustus di gunung membuat pendaki Gunung Lawu di Magetan mengalami pelonjakan signifikan.
Baca Juga: VIRAL! Pendaki Gunung Lawu Membludak Antre Mau Upacara 17 Agustus di Puncak
Biasanya Paguyuban Giri Lawu (PGL) Cemoro Sewu membatasi dengan 1500 pendaki per harinya.
Namun pada Sabtu (15/8/2020) kemarin melalui akun Instagram resminya, @pgl_cemorosewu mengumumkan, hanya 800 pendaki yang diperbolehkan melewati jalur tersebut.
Dalam postingan akun resmi itu telah mendapat banyak komentar dari netizen. Salah satunya pemilik akun @ruche_vh menanyakan bagaimana jika pendaki dari luar kota sudah terlanjur datang (Cemoro Sewu)?
"Lah terus gimana kalo terlanjur (pendaki) datang dari luar kota sudah ditutup," kata @ruche_vh.
Komentar @ruche_vh langsung mendapatkan tanggapan dari pihak Cemoro Sewu melalui akun Instagram resmi.
"Maaf mas ini sudah menjadi kebijakan pengelola. Kita hanya sekedar menginformasikan," kata pengelola.
Berita Terkait
-
Cerita Inspiratif Desa Tompobulu Makassar
-
Awas! Gunung Dukono Menyembur Asap Tebal 900 Meter Pagi Ini, Benarkah Statusnya Aman?
-
Perubahan Iklim dan Letusan Gunung Jadi Penyebab Punahnya Hobbit Flores
-
Apa Suara Paling Keras yang Pernah Tercatat di Bumi? Bukan Mesin Jet atau Bom
-
Banjir Lahar Hujan Semeru Kepung Permukiman, Ratusan Warga Terisolasi
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!
-
BP BUMN dan Danantara Lepas 1.000 Relawan Kemanusiaan dari Medan
-
Operasi Lilin Semeru 2025, 14 Ribu Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Nataru di Jatim
-
Gunung Semeru Erupsi 11 Kali Sehari, Kolom Abu Capai 1 Kilometer di Atas Puncak
-
Bojonegoro Darurat Pencabulan Anak, 23 Kasus Terungkap Sepanjang 2025