
SuaraJatim.id - Dampak pandemi Covid-19 begitu terasa hingga ke semua sektor perekonomian yang ada di tingkatan masyarakat kecil. Pun termasuk perajin songkok di Kabupaten Lamongan.
Memasuki bulan ke tujuh masa pandemi Covid-19, perajin songkok di wilayah tersebut terancam gulung tikar.
Seperti yang dialami Saiful Bakri, pemilik usaha rumahan pemroduksi songkok di Desa Getung, Kecamatan Turi, Lamongan. Saat ditemui di rumah produksinya, pria berusia 34 tahun itu kini hanya menganggur.
Suara mesin jahit yang kerap terdengar ramai bersahutan untuk alat membuat songkok, kini tak lagi disentuh.
Baca Juga: Cerita Pilu Bayi di Lamongan Dibuang di Jalan, Lalu Tewas Terlindas Truk
Kondisi ini berimbas pada para pekerja di usaha rumahannya itu yang juga terpaksa diliburkan karena Bakri sudah tak kuat lagi membiayainya.
Ditambah, pesanan juga mulai berkurang membuat dirinya kesulitan memasarkan produk.
"Kalau Februari sebenarnya masih produksi cuman tidak banyak. Puncaknya pas bulan puasa, kami tidak lagi produksi songkok," kata Bakri ditemui di rumah produksinya, Selasa (25/8/2020).
Sebenarnya, Bakri berusaha mencari peruntungan lain dengan memproduksi masker sendiri. Namun ternyata, masker produknya tidak selaku songkok yang dijual. Hingga akhirnya, bapak satu anak ini menyerah, bahkan nyaris tidak bekerja sama sekali.
Sebagai perbandingan sebelum pandemi melanda, Bakri mampu menghasilkan Rp 14 juta hingga Rp 15 juta tiap dua minggu sekali. Namun uang itu diperoleh setelah mengirimkan produk songkok ke perusahaan besar.
Baca Juga: Kak Seto: Pandemi Covid-19 Memberi Pelajaran Hidup yang Berharga pada Anak
Kini sejak pandemi, ia tidak lagi memasok songkok ke perusahaan tersebut. Lantaran, perusahaan yang semula menjadi pemasukan menjanjikan kini tidak bisa lagi diandalkan.
Pandemi Mengubah Segalanya
"Tanggungan hutang juga masih banyak. Saya ndak tau caranya melunasi utang-utang di bank itu," kata Bakri kepada SuaraJatim.id.
Bakri mengaku masih mempunyai utang sebesar Rp 80 juta di bank. Setiap bulan, ia harus mengangsur Rp 4,5 juta. Uang pinjaman itu pada awalnya digunakan untuk modal usaha. Tapi dia belum beruntung, sebelum utang lunas pandemi lebih dulu mengehentikan usahanya.
Kendati demikian, nasib Bakri masih lebih baik dibanding puluhan pekerjanya. Banyak di antara mereka menganggur.
Sejak pandemi melanda hidup mereka kalang kabut. Beberapa di antaranya kesulitan mencari kebutuhan setiap hari hingga membayar biaya anak sekolah.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Sah! Jay Idzes Resmi Jadi Pemain Termahal di Timnas Indonesia
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Seharga Honda Vario: Muat Banyak, Cocok untuk Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan RAM 12 GB Memori 256 GB, Lancar Jaya Buat Multitasking!
- 5 Mobil Bekas SUV Keren Harga Rp 40-70 Jutaan, Performa Kencang
- 6 Mobil Sedan Eropa Bekas Harga di Bawah Rp 40 Jutaan: Dibanderol Setara Motor Matic
Pilihan
-
Mandiri Jogja Marathon 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Program Mlaku Lokal
-
Breaking News! Persija Rekrut Eks Persib Berlabel Timnas Indonesia
-
7 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Spek Gahar untuk Gaming Juni 2025, Performa Ngebut Kamera Cakep!
-
7 Rekomendasi TWS Bass Murah Terbaik Juni 2025, Harga Mulai Rp 160 Ribuan
-
13 Pulau di Trenggalek Tiba-Tiba Masuk Wilayah Tulungagung, DPRD Jatim Curiga Ada 'Sesuatu'
Terkini
-
Tak Kebagian Bantuan Sosial? Alternatifnya Segera Klaim Saldo DANA Kaget Ini!
-
13 Pulau di Trenggalek Tiba-Tiba Masuk Wilayah Tulungagung, DPRD Jatim Curiga Ada 'Sesuatu'
-
Wapres Gibran Tinjau Bazar Blitar Djadoel, Gubernur Khofifah Komitmen Berdayakan Koperasi dan UMKM
-
Dukung UNAIR sebagai Rumah Intelektual dan Tingkatkan Employability
-
Tambah Ringan Bayar Cicilan Motor! Klaim Saldo DANA Kaget Sekarang, Gratis Tanpa Syarat