Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 01 Oktober 2020 | 10:16 WIB
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim (kiri) mendengarkan pertanyaan anggota Komisi VII DPR dalam rapat dengar pendapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (7/12).

SuaraJatim.id - Rencana pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di pelabuhan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur terancam molor. Penundaan itu disebabkan karena situasi pandemi Covid-19 yang tidak kunjung mereda.

Padahal sebelumnya rencana pembangunan smelter yang direncanakan akan selesai 2023 nanti terancam tidak sesuai target. Namun karena hal ini, pembangunan smelter bakal dijadwalkan ulang.

Kabar rencana tertundanya pembangunan semelter di Gresik dibenarkan oleh Humas JIIPE Mifti Haris. Dia menuturkan penundaan rencana pembangunan smelter disebabkan oleh keadaan pandemi Covid-19. Lebih-lebih angka penyebaran virus belum menunjukan penurunan.

"Iya benar sedang proses pengusulan penundaan ke kementerian," katanya melalui selulernya, Kamis (1/10/2020).

Baca Juga: Selama Pandemi Ini 1.058 Janda Baru di Gresik, Paling Banyak Usia Produktif

Pihaknya pun mengakui tidak hanya Freeport yang kena imbas pandemi. Tapi hampir semua sektor industri. Dari imbas itu akhirnya rencana pembangunan segera diusulkan untuk ditunda.

"Untuk pembangunan smelter tersebut nilai investasinya sudah sekitar USD 2,8 miliar. Malah sudah memasuki tahap akhir," katanya.

Perlu diketahui, progres terakhir pembangunan semelter seluas 100 hektare di JIIPE sudah siap dan tinggal dibangun. Dengan penundaan pembangunan smelter itu disebut Mifti, bakal berdampak pada ekspor tembaga hingga pemasukan negara.

Saat ini yang bisa dilakukan adalah menunggu informasi lanjutan. Sebab pihaknya hanyalah menyediakan lahan sedangkan jadwal pembangunan diserahkan ke pemerintah pusat.

"Dilanjut atau tidak sampai kapan akan dibangun kembali kami tidak tahu," ujarnya.

Baca Juga: 2 Pelajar Kawan Akrab Asal Lamongan Ditemukan Tewas Terapung di BGS Gresik

Kontributor : Amin Alamsyah

Load More