SuaraJatim.id - Buruh Surabaya merespons narasi bernada ancaman dari kepolisian yang tidak akan memberikan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) bagi pelajar SMK yang terlibat demonstrasi menolak Omnibus Law kemarin.
Hal ini wajar mengingat banyak pula pelajar SMK di sejumlah daerah di Jawa Timur yang terlibat demonstrasi berujung bentrok menolak beleid tersebut beberapa waktu lalu, termasuk di Kota Surabaya.
Seorang buruh, pekerja salah satu dealer motor di Surabaya M. Agus, menyesalkan narasi yang dibangun kepolisian tersebut. Itu jelas akan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
"Ya kan aneh, jika memang polisi menolak pelajar maupun lulusan SMK, saat meminta pembuatan SKCK. Alasannya apa dulu?" ujar Agus yang juga alumni SMK 6 Surabaya ini pada SuaraJatim, Kamis (15/10/2020).
Sementara itu, Kokok S, alumni SMKN 5 Surabaya, meminta polisi sebisa mungkin tidak mendiskriminasikan anak SMK, termasuk yang ikut demonstrasi beberapa waktu lalu.
Terlebih lagi, SKCK sangat dibutuhkan saat pelajar SMK lulus untuk mencari kerja.
"Sebisa mungkin janganlah, kan kasihan juga kalau mereka lulus. Biasanya lapangan pekerjaan itu salah satu syaratnya adalah SKCK," katanya menegaskan.
Ia menegaskan, para pelajar SMK itu memilih sekolah kejuruan bertujuan agar segera mendapat pekerjaan. Jika nantinya Kepolisian tidak memberikan SKCK, maka otomatis para lulusan SMK akan sulit mencari pekerjaan.
"Nantinya mereka sulit diterima di tempat kerja. Semakin banyak pengangguran," katanya.
Sebelumnya, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan polisi tidak berhak langsung mencap pelajar yang ikut demo merupakan kriminal.
Sebab beberapa dari pelajar itu tidak melakukan tindak pidana saat demonstrasi namun diamankan polisi.
"Apalagi banyak diantaranya belum sempat unjuk rasa tapi sudah diamankan oleh pihak kepolisian sebelum tiba di lokasi demo," katanya.
"Anak-anak tersebut tidak melakukan tindakan pidana, hak mereka mendapatkan SKCK kelak tidak boleh dihambat oleh Kepolisian," kata Retno di Jakarta, Rabu (14/10/2020).
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Tag
Berita Terkait
-
Miris, Nasib Pelajar di Serang: Koma 3 Hari, Tengkorak Pecah Usai Diduga Dipukul Helm Oknum Polisi
-
Bikin Haru! Ini 5 Fakta Viral Siswa SMK Kediri Beri Sepatu Baru untuk Teman Kurang Mampu
-
Ungkap Penyebab Lulusan SMK Banyak jadi Pengangguran, Komisi X DPR: Ada Diskriminasi Kualitas Sekolah
-
Polisi Tangkap ABG Pelaku Teror Air Keras ke Pelajar SMK di Jaktim, Rekannya Masih Buron
-
Sebut Siswa SMK di Jaktim Korban Air Keras Sudah Janjian Tawuran Lewat Medsos, Polisi: Kami Pahamlah Bocah-bocah Begitu
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: DPRD Jatim Ingatkan Pemprov Bisa Gunakan Dana Cadangan
-
Hotel Dekat Island Hospital Penang yang Nyaman untuk Keluarga
-
Nelayan Jatim Terjepit Harga Solar: Pemprov Harus Segera Bertindak
-
Angin Kencang Terjang Lumajang, 4 Rumah Rusak Berat
-
Gubernur Khofifah Gelar Pasar Murah di Magetan untuk Jaga Daya Beli Masyarakat pada Bahan Pokok