Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 29 Oktober 2020 | 15:58 WIB
Wisata Edukasi 'kekinian' Kampung Cokelat di Blitar dipadati pengunjung (Foto: farian)

Untuk memanjakan pengunjung, manajemen juga meluncurkan wahana baru yakni Rumah Bibit. Di sini pengunjung dapat mempelajari pembibitan dan penanaman biji kakao dengan sistem organik.

"Ada juga cabe dan tanaman yang lain kita tanam di sini. Jadi pengunjung bisa langsung belajar bagaimana tanaman itu dirawat dengan sistem organik atau tanpa sentuhan kimia," ujarnya.

Edi menambahkan, jumlah pengunjung terus mengalami penambahan sejak dua bulan terakhir setelah pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru. Puncaknya pada akhir pekan atau hari libur.

"Wah kalau sebelum pandemi itu sehari malah bisa sampai 10 ribu pengunjung. Kalau akhir pekan itu malah semakin banyak lagi," katanya.

Baca Juga: Sebelum Ditangkap Karena Hina Polisi di FB, Ardi Lebih Dulu Dimarahi Istri

Selain menawarkan wahana edukasi, Kampung Cokelat juga mengekspor biji kakao ke sejumlah negara di Timur Tengah. Namun sejak pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru, aktivitas ekspor biji kakao masih mandeg.

"Biasanya perbulan sekitar 14 ton kita ekspor ke luar negeri. Tetapi untuk saat ini masih belum. Kita fokus untuk mengolah kakao menjadi produk yang kita jual. Per hari hasil produksi sekitar 2 ton produk jadi," ungkapnya.

Sementara itu Imron Bahtiar, salah seorang pengunjung asal Tulungagung mengaku mengajak keluarga untuk menikmati libur panjang. Sejumlah persiapan khusus ia lakukan agar tak tertular virus corona.

"Persiapannya ya bawa masker, hand sanitizer. Dan kita memang membawa makanan sendiri. Kalau di dalam paling beli minum beberapa sisanya anak-anak main," ujarnya kepada Suarajatim.id.

Kontributor : Farian

Baca Juga: Debat Paslon di Pilwalkot Blitar Tanpa Suporter

Load More