SuaraJatim.id - Cerita pilu dialami keluarga pengungsi Syiah di Sampang yang hingga kini masih mengungsi di Rumah Susun (Rusun) Jemundo Sidoarjo saat akan melakukan penguburan di rumah duka yang berada di Desa Blu'uran Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang.
Pasalnya, jenazah gadis berinisial NA (17) ditolak warga untuk dikebumikan di sekitar rumahnya sendiri, hingga akhirnya dikebumikan pada Rabu (28/10/2020) dini hari.
Namun, akhirnya lokasi pemakaman jenazah NA berada di Desa Gunung Maddah, Kecamatan Sampang kota.
Kapolsek Karang Penang Iptu Slamet mengatakan, jenazah NA dijemput petugas ke rumah duka usai menerima laporan penolakan proses pemakaman oleh warga setempat.
Baca Juga: Duka Anak-anak Muslim Syiah asal Sampang, 6 Tahun Menjadi Pengungsi
"Sebelum menjemput jenazah, kami melakukan koordinasi dengan Polres dan pemerintah daerah," ujarnya seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Kamis (29/10/2020).
Jenazah yang dibawa petugas menggunakan mobil ambulans dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Karang Penang ke Balai Latihan Kerja (BLK) mendapat pengamanan ekstra ketat dari unsur TNI/Polri.
"Kami bersama semua pihak, khususnya dengan keluarga duka melakukan koordinasi agar NA dapat dikebumikan di wilayah Sampang, meski bukan di kampung halamannya," katanya.
Slamet mengaku, jenazah NA merupakan cucu salah satu warga pengikut aliran Syiah pimpinan Tajul Muluk yang masih mengungsi di Rumah Susun (Rusun) Jemundo, Sidoarjo.
"Informasi yang kami terima, jenazah cucu seorang kakek yang masih tinggal di Rusun Jemundo, Sidoarjo," lanjutnya.
Baca Juga: Ratusan pengungsi Muslim Syiah Sampang Dipastikan Bisa Nyoblos di Sidoarjo
Camat Karang Penang Syamsul Arifin menjelaskan, NA berpisah dengan kedua orang tua setelah terjadi konflik sosial beberapa tahun silam.
Saat masih kecil, NA ikut ke pengungsian bersama kakeknya di Sidoarjo.
"NA tidak menetap di Sidoarjo. Karena dia terkadang pulang untuk bertemu keluarga di Madura. Sebelum meninggal dunia, NA sempat mengalami sakit asam lambung, serta dibawa pulang keluarga untuk dirawat di rumah sakit wilayah Madura."
Berita Terkait
-
Sampang Mencekam: Konflik Pilkada Renggut Nyawa Pendukung Calon Bupati
-
Polisi Ungkap Motif Carok Maut di Sampang Madura, Berawal dari Ribut Dua Kubu Kiai
-
Jelang Hari Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Gibran Beri Pesan Begini untuk Kepala Daerah
-
5 Fakta Tragedi Carok Sampang Jelang Pilkada Madura: Korban Tinggalkan Anak Kecil, Punya Adik Difabel
-
Harga Diri atau Nyawa? Dilema Tragis di Balik Budaya Carok
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Khofifah Siapkan Tim Khusus untuk Kawal Suara di TPS
-
Jelang Coblosan, Tri Rismaharini Dapat Pesan dari Ponpes Sunan Derajat
-
Heboh! Viral Detik-detik Penculikan Anak di Blitar: Korban Dibujuk Beli Jajan
-
KPU Jatim: EVP Ruang untuk Bertukar Pengalaman Mengenai Pemilu
-
Tidak Netral, Kades di Situbondo Divonis 3 Bulan Penjara dengan Percobaan