
Misalnya dalam kasus Dewi Eko Yuliani, eks PMI yang bermasalah di Malaysia. Pemdes Gogodeso proaktif membantu permasalahan yang dihadapi Dewi. Tentunya pihak desa tak berjalan sendiri, tapi juga dibantu KOPI setempat.
Dewi merupakan eks TKI yang menjadi korban human trafficking. Sejak menjadi PMI dari 2012 hingga pertengahan 2019, Dewi tak pernah mendapatkan hak-haknya sebagai PMI. Ia tak pernah mendapatkan gaji, hingga akhirnya ia depresi di negeri orang.
Kasus ini bermula saat Dewi kepincut dengan bualan petugas lapangan (PL) atau yang lebih tenar dengan istilah calo.
Si calo menjanjikan pekerjaan layak kepada Dewi, syaratnya pun mudah, Dewi hanya tinggal berangkat, tak perlu mengurus dokumen.
Baca Juga: 552 TKI Ilegal Dipulangkan dari Malaysia
Benar saja, Dewi berangkat tanpa mengurus dokumen perizinan. Hal ini lah yang menjadi awal petaka bagi Dewi. Ia memang memperoleh pekerjaan di Malaysia.
Namun hak-haknya sebagai pekerja tidak pernah diberikan, ia hanya diperas keringatnya.
“Gajimu sudah diterima orang, kamu itu nggak dapat gaji. Sekarang kamu tinggal kerja di sini, kamu di sini itu budak,” ucap Kades Gogodeso, Suwanda Aribawa, mengulang perkataan Dewi saat menagih gaji ke majikannya.
Setelah beberapa tahun menjadi korban human trafficking, Dewi stres berat. Hingga kemudian pada tahun 2019 ia menjadi gelandangan.
Kabar Dewi yang hidup di jalanan negeri sebarang ini pun sampai ke telinga pengurus KOPI Gogodeso.
Baca Juga: Lagi, Malaysia Deportasi Ratusan TKI di Tengah Pandemi Corona
KOPI sendiri merupakan komunitas yang beranggotakan eks PMI. Komunitas ini terbentuk berkat pendampingan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) Institute for Education Development, Social, Religions, and Cultural Studies (Infest).
Komunitas ini tak hanya bergerak untuk memberdayakan eks PMI. Tapi juga memberikan pendampingan maupun bantuan hukum ke PMI yang bermasalah di luar negeri. Misalnya KOPI Gogodeso yang memberikan bantuan dalam kasus Dewi.
Ketua KOPI Gogodeso, Imam Rosyadi (45) mangatakan, pihaknya baru mendengar kabar Dewi menjadi gelandangan di Malaysia sekitar Bulan September 2019. Kabar itu diperolehnya dari Ketua KOPI Desa Jatinom Blitar, Waluyo.
“Ini ada warga Gogodeso yang sekarang ini lagi stres di luar negeri, frustasi,” ujar Waluyo dalam pesan singkat via aplikasi percakapan yang diterima Imam.
Mendengar kabar itu, KOPI Gogodeso langsung menggelar rapat internal. Setelah mencari tahu sana sini, akhirnya diperoleh informasi dari pihak desa, bahwa Dewi memang warga Gogodeso, keluarganya tinggal di Dusun Dogong.
Tak hanya melakukan koordinasi internal, lanjut Imam, komunitas yang dipimpinnya itu juga berkoordinasi dengan Pemdes Gogodeso. Pihak desa menyarankan agar KOPI segera membuat surat kuasa dari orang tua Dewi, agar leluasa bergerak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp900 Ribuan Terbaik Mei 2025: Spek Ciamik dan Memori Lega!
- Rekomendasi 3 HP Murah Tampilan Mirip iPhone Boba: Spek Gahar, Harga Bersahabat!
Pilihan
-
5 Pilihan Skincare Murah Terbaik Harga di Bawah Rp50 Ribu, Siap Jaga Kulitmu!
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Pria Terbaik: Bobot Ringan, Nyaman Lintasi Berbagai Medan
-
8 Rekomendasi Sepatu Running Terbaik, Nyaman Dipakai Harian Teruji di Medan Terjal
-
Tijjani Reijnders: Cucu Orang Ambon Lahir di Jatinegara Kini Berbandrol Rp1,2 T
-
Daftar Bahan Skincare yang Boleh Dicampur, Aman Maksimalkan Perawatan Kulit
Terkini
-
Ribuan Anak di Jatim Menikah Dini, yang Tak Tercatat Lebih Banyak?
-
Jaringan Uang Palsu di Ngawi Dibongkar, Kepala Desa Terlibat
-
Ajukan Kartu Kredit BRI Easy Card Kini Bisa Lewat Website, Cepat dan Praktis!
-
Strategi BRI Himpun Dana Murah Demi Stabilitas Pembiayaan Jangka Panjang
-
Hasil Survei Indikator Beberkan 100 Hari Kerja Khofifah-Emil