Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 02 November 2020 | 16:08 WIB
Salah satu orator menunjukkan kekesalannya dengan mengajak nyemil makaroni (Foto: Aziz Ramdani)

SuaraJatim.id - Massa bertajuk Aksi Damai Bela Kanjeng Nabi di Kota Malang digelar ramai-ramai dengan cara makan macaroni (plesetan dari nama Macron--Presiden Prancis) di depan gedung DPRD setempat, Senin (2/11/2020).

Aksi itu simbolis mengecam dengan mengganyang Presiden Prancis Emmanuel Macron. Salah satu peserta aksi berorasi sembari menenteng sebungkus cemilan macaroni menyatakan kekesalannya.

Ia kesal Lantaran Presiden Macron yang menghina Nabi Muhammad telah menyakiti hati seluruh umat muslim. Sikap itu juga dituding bukan mewakili agama manapun.

"Maka dari itu ayo kita makan makaroni. Sikapnya adalah sikap setan. Semua agama pasti mengecam hal itu," ujarnya melalui alat pengeras suara.

Baca Juga: Sambil Digendong, Anak Ini Disuruh Injak Poster Berwajah Presiden Prancis

Pada momentum itu, hadir pula Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika dan jajaran pimpinan dewan. Kemudian Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata.

Aksi memprotes Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan cara makan macaroni (Foto: Aziz Ramadani)

Serta perwakilan beberapa tokoh lintas agama dan ormas. Mereka juga ikut memakan macaroni. Sebungkus cemilan itu kemudian diputar ke seluruh peserta aksi sebagai simbol ikut mengecam pernyataan Presiden Macron.

Pada akhir unjuk rasa, massa aksi menyerukan petisi yang dibacakan Koordinator Lapangan Hisa Al Ayyubi. Sehubungan dengan penayangan kartun penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, Aliansi Malang Kondusif bersama tokoh agama dan masyarakat, menyatakan mendukung penuh kecamanan pemerintah Indonesia terhadap perbuatan Presiden Prancis.

Selain itu, mereka juga memboikot seluruh produk Prancis, menuntut permintaan maaf Presiden Perancis kepada sluruh umat Islam di dunia. Lalu adili dan proses hukum penghina kanjeng nabi sesuai hukum yang berlaku, mengajak masyarakat untuk menjaga kondusifitas dan toleransi di NKRI dan khususnya Kota Malang.

"Kejadian di Prancis tidak mewakili umat agama manapun," ujarnya.

Baca Juga: Aksi Bela Nabi, Menantu Habib Rizieq: Usir Dubes dan Boikot Produk Prancis!

Kontributor : Aziz Ramadani

Load More