Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 03 November 2020 | 07:05 WIB
Tim penyelamat mengevakuasi korban yang terjebak gempa Turki. (Anadolu Agency/AFAD / Handout)

SuaraJatim.id - Selalu ada keajaiban dalam setiap musibah. Ini pula yang terjadi saat tim evakuasi di Turki menyelamatkan korban gempa bumi dahsyat 6,9 skalara richter di Kota Izmir.

Elif, balita 3 tahun yang terkubur 3 hari di dalam reruntuhan apartemennya karena gempa mampu bertahan hidup. Elif berhasil diselamatkan, Senin (2/11/2020) kemarin.

Saat itu tiga hari setelah guncangan magnitudo 6,9 yang berpusat di Laut Aegea pada Jumat (30/10/2020), tim penyelamat menyisir puing-puing bangunan rusak di Izmir.

Tim penyelamat menarik Elif, anak perempuan tersebut, keluar dari puing-puing bangunan dan membawanya ke ambulans memakai tandu.

Baca Juga: Mukjizat Allah, Balita Elif Masih Hidup Terkubur 3 Hari di Runtuhan Gempa

Dikutip dari Antara, para penyelamat juga berupaya mencari korban-korban lainnya di antara reruntuhan. Dua saudara perempuan dan satu saudara laki-laki Elif sudah terlebih dahulu ditemukan, juga dalam keadaan hidup.

Sayang, keluarga yang terkubur di bawah reruntuhan ini tidak semuanya selamat. Salah satu saudara Elife meninggal, Sabtu (31/10/2020).

"Terima kasih banyak, Tuhan. Kami telah berhasil menyelamatkan kawan kecil, Elif, dari reruntuhan apartemen," tulis Mehmet Gulluoglu, Kepala Otoritas Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan Turki (AFAD), dalam sebuah cuitan di Twitter.

AFAD menyatakan korban jiwa akibat gempa itu kini bertambah menjadi 83 orang di Izmir.

Sementara itu, dua remaja dilaporkan meninggal dunia di Pulau Samos, Yunani, kata otoritas setempat.

Baca Juga: Bocah 3 Tahun Selamat dari Runtuhan Apartemen Setelah 3 Hari Gempa Turki

Berdasarkan data AFAD, sebanyak total 994 orang di wilayah Izmir mengalami luka-luka, dan sekitar 220 orang di antaranya masih menjalani perawatan.

Sekitar 20 orang diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan apartemen di kota itu, dan pencarian terus dilanjutkan, demikian dilaporkan CNN Turki.

Lebih dari 3.500 tenda dan 13.000 ranjang telah disiapkan sebagai tempat pengungsian sementara bagi para korban gempa di Turki, dan hampir 8.000 personel serta 25 anjing penyelamat dikerahkan dalam proses penyelamatan, kata AFAD.

Gempa kuat yang berpusat di perairan itu mengguncang daratan Turki dan Yunani, dan setelahnya tercatat ada hampir 1.200 kali guncangan susulan, menurut AFAD.

Bagi Turki, gempa kali ini merupakan yang paling mematikan sejak satu dekade lalu, yaitu saat gempa mengguncang Kota Van pada 2011 dan menelan korban jiwa hingga lebih dari 500 orang.

Januari tahun ini, gempa di Provinsi Elazig menewaskan 41 orang.

Load More