SuaraJatim.id - Sebuat situs petirtaan kuno digali oleh Tim Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Trowulan di kaki Gunung Klotok, Kota Kediri. Situs berupa struktur batu bata kuno dan sumber mata air tersebut diyakini sebuah patirtaan dari peninggalan era kerajaan.
Penemuaan patirtan tersebut berawal dari kegiatan zonasi Candi Klotok pada 2017 lalu. Berdasarkan hasil survei di kawasan Gunung Klotok, ditemukan sejumlah titik lokasi yang berpotensi menyimpan benda cagar budaya.
Salah satu cagar budaya adalah penemuan struktur batu bata kuno dan sumber mata air yang dimanfaatkan penduduk setempat sebagai irigasi. Hal ini seperti diungkapkan Arkeolog Nugroho Harjo Lukito.
Sementara itu dari hasil ekskavasi hari kedua, tampak sebuah bangunan bekas petirtaan kuno yang memanjang dari utara ke selatan.
Baca Juga: Waduh! Ada Poster Besar Cawalkot Surabaya Nempel di Bangunan Cagar Budaya
Selama ini, bangunan tersebut tertimbun oleh abu vulkanis dari letusan gunung kelud serta material tanah longsor dadi puncak Gunung Klotok.
"Kegiatan ini progres hadi kedua, berusaha menampakkan depan supaya bisa melihat denah petirtaan. Karena tidak setiap petirtaan mempunyai bentuk sama. Ada patirtaan tertutup dan terbuka," kata Nugroho, seperti dikutip dari beritajatim.com, media jejaring suara.com, Kamis (26/11/2020).
Masih katanya, petirtaan tertutup biasanya bagian yang diperindah ada di dinding bagian dalam. Sedangkan bagian luar tidak ditampakkan karena menyatu dengan lanscape tanah.
“Tetapi bila petirtaan terbuka, bagian depan itu akan diperhatikan selain bagian dalam. Ada pembuatan dinding luar yang dibuat bagus. Dan ini ada indikasi semacam patirtaan terbuka,” jelasnya.
Arkeolog meyakini bangunan tersebut memiliki korelasi dengan tiga candi di puncak Gunung Klotok yang dibangun para era kerjaan kediri dan dimanfaatkan hingga zaman majapahit. Bangunan petirtaan biasanya digunakan sebagai tempat mensucikan diri sebelum melakukan ritual peribadatan di Candi yang ada di puncak.
Baca Juga: Imbas Pembangunan MRT, Tugu Jam Thamrin Akan Direlokasi
Sementara itu, Kepala Disbudparpora Kota Kediri Nur Muhyar mengaku, memfasilitasi kegiatan ekskavasi penyelamatan terhadap penemuan situs tersebut.
Pihaknya akan menunggu hasil eskavasi dan kajian tim untuk mementukan langkah penyelamatan atau memanfaatkan bangunan untuk obyek wisata yang dipadukan dengan konsep wisata alam.
Kegiatan ekskavasi akan dilakukan selama 12 hari untuk melihat denah bangunan secara keseluruhan. Apabila dalam proses eskavasi tersebut ditemukan artefak atau sebuah arca maka semakin mempermudah tim dalam menganalisa bangunan serta tahun pembuatannya.
Berita Terkait
-
Gedung Peruri Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Nasional
-
Mengenal Kembali Gedung Sarekat Islam: Warisan Sejarah yang Terlupakan
-
Sejumlah Aset Milik Peruri Ditetapkan Sebagai Warisan Nasional
-
Mengintip Perawatan Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng
-
Percantik Pura Mangkunegaran untuk Dukung Cagar Budaya dan Pariwisata Kota Surakarta
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
Terkini
-
Fraksi di DPRD Jatim Minta Pemprov Bagi Adil Sekolah Negeri dan Swasta
-
Posisi Terbaru Persebaya di Klasemen Usai Kalahkan Persija: Kembali Rasakan Puncak
-
Jauh Terpencil, Kampung di Banyuwangi Ini Sempat Bertahun-tahun Kesulitan Listrik
-
Banjir Bandang di Ponorogo: Akses Jalan Putus, Warga Harus Dievakuasi
-
Bawaslu Jatim Minta Hormati Masa Tenang: Jangan Ada Pengumuman Hasil Survei