Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 30 November 2020 | 14:50 WIB
Ilustrasi bayi Aldrin di Singapura (Ist)

SuaraJatim.id - Bayi laki-laki yang baru lahir di Singapura diidentifikasi membawa antibodi virus Corona. Artinya, bayi bernama Aldrin ini kebal terhadap virus asal Wuhan China tersebut.

Bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang pernah positif terpapar Covid-19 setelah liburan dari Eropa. Ibu ini bernama Celine Ng-Chan. Ia melahirkan Aldrin, anak keduanya pada awal bulan November 2020 ini.

Ng-Chan adalah salah satu dari sedikit wanita di Singapura yang terinfeksi virus corona selama masa kehamilan hingga melahirkan. Setelah bayinya Aldrin lahir, ternyata dokter menyatakan negatif Corona. Bahkan diidentifikasi membawa antibodi.

"Ini sangat menarik. Dokter spesialis anak mengatakan antibodi Covid-19 saya hilang tetapi Aldrin memiliki antibodi Covid-19," kata Ng-Chan, seperti dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: Dikandung Ibu yang Positif Corona, Bayi Aldrin Lahir Bawa Antibodi Covid-19

"Dokter saya mencurigai saya telah mentransfer antibodi Covid-19 saya kepada anak bayi saya selama kehamilan," sambungnya.

The Sunday Times melaporkan bahwa antibodi Aldrin menunjukkan tanda-tanda jika dia memiliki kekebalan terhadap virus corona.

Aldrin lahir pada 7 November di Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH) dengan berat 3,5 kilogram, dan tampak persis seperti kakak perempuannya yang berumur 2 tahun, Aldrina.

"Saya selalu menginginkan anak laki-laki karena saya bergaul dengan baik dengan anak laki-laki, memiliki tiga adik laki-laki di keluarga saya," kata Celine Chan.

Ng-Chan mengatakan kehamilannya sangat dramatis, karena dirinya, lalu ibu dan putrinya semua dinyatakan positif Covid-19 setelah liburan keluarga ke Eropa pada bulan Maret. Sementara suami dan ayahnya dinyatakan negatif.

Baca Juga: Bandel! Warga Madura Nekat Gelar Balapan Kelereng Saat Pandemi

Ibu sekaligus manajer kantor tersebut, dirawat di rumah sakit selama empat bulan dan menghabiskan 29 hari dengan alat bantu terpasang di badannya.

Ng-Chan dan Aldrina hanya sakit ringan dan keluar dari rumah sakit setelah 2,5 minggu. Saat didiagnosis Covid-19, Ng-Chan sedang hamil 10 minggu.

"Saya tidak khawatir Aldrin akan tertular Covid-19 karena saya membaca bahwa risiko penularan (dari ibu ke janin) sangat rendah," ujarnya.

Dia juga mengetahui ada pasangan lain yang senasib dengannya, yakni Natasha dan Pele Ling, yang sedang mengharapkan anak pertama mereka dan dinyatakan positif Covid-19 pada Maret 2020.

Ling, seorang terapis bicara dan bahasa berusia 29 tahun, dinyatakan positif Covid-19 pada Maret saat usia kehamilannya mencapai minggu ke-36.

Dia melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Boas pada 26 April di NUH. Baby Boaz kemungkinan adalah bayi pertama yang lahir di Singapura dengan antibodi Covid-19.

Tidak diketahui berapa banyak bayi di Singapura yang lahir dari wanita penderita Covid-19 saat mereka hamil.

Ketua divisi kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH), Associate Professor Tan Hak Koon, mengatakan kepada The Straits Times bahwa jumlah wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 di bawah perawatan rumah sakit tersebut "sangat rendah".

Prof Tan mengatakan, pedoman yang diterbitkan oleh Royal College of Obstetricians and Gynecologists di Inggris pada bulan Oktober mengatakan bukti saat ini menunjukkan bahwa penularan Covid-19 dari wanita hamil ke bayinya selama kehamilan atau kelahiran jarang terjadi.

Bukti saat ini juga menunjukkan bahwa apakah bayi yang baru lahir tertular Covid-19 dari ibunya tidak dipengaruhi oleh cara persalinan, pilihan makanan seperti ASI atau susu botol, atau jika ibu dan bayi tinggal di ruangan yang sama setelah melahirkan.

Juru bicara RS NUH mengatakan bayi yang lahir dari wanita yang telah pulih dari Covid-19 dinilai secara komprehensif oleh tim dokter.

Secara umum, pengujian invasif untuk Covid-19 tidak akan diperlukan pada bayi asimtomatik yang sehat jika ibunya menderita Covid-19 di awal kehamilannya dan telah sepenuhnya pulih dan dinyatakan negatif Covid-19, seperti Ng-Chan.

Tanpa menyebutkan angka, juru bicara menambahkan bahwa darah ibu dan tali pusat diproses menggunakan reaksi berantai polimerase standar, dan sejauh ini semua pasangan ibu dan bayi baru lahir dinyatakan negatif.

Ng-Chan berkata bahwa dia sangat gembiraan dan merasa sangat syukur atas kelahiran anggota baru keluarga mereka.

"Kehamilan dan kelahiran saya berjalan mulus meski didiagnosis Covid-19 pada trimester pertama saya, yang merupakan tahap paling tidak stabil dalam kehamilan. Saya sangat diberkati memiliki Aldrin dan dia lahir dengan sangat sehat," katanya.

"Saya merasa lega perjalanan Covid-19 saya akhirnya berakhir sekarang."

Load More