Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 02 Desember 2020 | 18:06 WIB
Sejumlah anggota gengster remaja diamankan setelah tawuran dan melakukan pembunuhan (Suara.com/Arry Saputra)

SuaraJatim.id - Maraknya aksi tawuran di Kota Surabaya cukup meresahkan masyarakat. Kekinian, akibat tawuran kelompok pemuda ini mengakibatkan satu nyawa anak di bawah umur meninggal dunia.

Mendapat informasi adanya insiden ini, polisi segera bertindak dan melalukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan tersebut mengamankan sebanyak 15 orang. Setelah proses pemeriksaan lima pemuda ditetapkan sebagai tersangka, dua diantaranya masih di bawah umur.

Ketiga tersangka itu bernama Alfian Yanuar Harianto (21) asal Bogen, Tambaksari Surabaya, Bagus Lukman Ridho Akbari (18) asal Kalijudan Surabaya dan Ramdani Dwi Cahya (18) asal Kaliasin Surabaya. Sementara dua yang dibawah umur inisial R dan I.

Wakpolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo, mengatakan kejadian ini berlangsung pada Jumat (27/11/2020) lalu. Perselisihan terjadi antara dua kelompok pemuda saling memberikan tantangan di media sosial.

Baca Juga: Surat Risma Ajak Warga ke TPS Coblos Eri-Armuji Dilaporkan ke Bawaslu

"Ada dua kelompok pemuda yang memang sudah ada konflik dan saling memberikan tantangan di medsos untuk tawuran. TKP-nya di Jalan Tembaan kawasan PGS. Dari tawuran itu satu kelompok ada yang terluka dan meninggal dunia," kata Hartoyo saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (2/12/2020).

Hartoyo menjelaskan awal mula kejadian ini ketika kelompok para pelaku dari anggota geng Team Gukgukguk (TGGG), dan anggota geng Jawara menginformasikan kepada semua anggotanya diundang tawuran oleh geng Allstar melalui media sosial Instagram mereka. Kemudian kelompok ini berkumpul di lapangan Magersari yang merupakan basecamp dari geng Jawara.

Pelaku Alfian kemudian mengumumkannya melalui grup WhatsApp geng TGGG untuk berkumpul di Kalijudan dan selanjutnya tersangka yang lainnya untuk ke basecamp mereka. Karena sepi mereka langsung meluncur ke lapangan Magersari untuk menunggu kedatangan geng Allstar.

"Sekitar pukul 05.00 WIB geng Allstar datang dengan jumlah sekitar 40 orang sambil membunyikan klakson bersamaan menandakan tawuran dimulai. Geng TGGG dan Jawara langsung menyerbu geng Allstar. Keduanya saling menyerbu," kata Hartoyo.

Saat itu geng Allsatad terpukul mundur dan sepeda motor yang dikendarai korban digas dan terjatuh. Korban pun langsung diserbu oleh para pelaku dan melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

Baca Juga: Tawuran Gunakan Air Keras dan Sajam, Polisi Tangkap Sejumlah Remaja

"Para pelaku membacok serta memukul korban dengan kayu secara bersamaan sehingga korban menderita 17 tusukan mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP)," kata Hartoyo.

Hartoyo mengatakan, tawuran serupa memang sering terjadi dan polisi sudah melakukan antisipasi. Namun dari kelompok ini sering mengelabui pihak aparat kepolisian dengan melaksanakan tawuran di jam-jam menjelang hingga seusai subuh.

"Mereka sering mengelabui petugas. Ini jam 5 pagi kejadiannya, mereka menunggu petugas lengah. Kalau kita mengetahuinya tak akan kita tolerir dan akan kita tangkap," katanya.

Dari hasil penangkapan polisi juga menyita barang bukti berupa satu buah samurai, bom molotov, 3 celurit, 3 lem, 2 keris, 1 gergaji kecil dan besar, 1 tongkat kecil dan balok kayu dan sebanyak 15 motor berbagai jenis juga jadi barang bukti.

"Jadi ketika para geng ini tahu korban meninggal dunia, mereka lari berhamburan meninggalkan motor mereka," ucapnya.

Sementara itu, mengenai medsos para geng ini adminnya juga sudah ditangkap. Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Oky Ahadian mengimbau kepada pelaku yang belum ditangkap untuk segera menyerahkan diri.

"Orang tua yang merasa motornya di sini silakan ke kami juga. Antisipasi kita sudah profiling pelaku di medsos, hanya tinggal menangkap saja," kata Oky.

Untuk mengantisipasi adanya aksi tawuran lanjutan, pihaknya sudah melakukan antisipasi dan patroli secara berkala. Selain itu ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk turut serta melakukan pencegahan dengan cara menjaga anak-anaknya agar tetap di rumah berkegiatan produktif.

"Ini tanggung jawab kita semua. Lebih baik anak-anak ini melakukan kegiatan produktif apalagi kondisi pandemi. Titik-titik rawan sudah kita antisipasi di Kalijudan, Bogen, Kembang Jepun dan Tambaksari," katanya.

Kontributor : Arry Saputra

Load More