
SuaraJatim.id - Puluhan warga menggeruduk PT PT Grass Roof Refinery (GRR) Tuban, Minggu, (15/02/2021). Mereka merupakan warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Puluhan warga terdampak pembangunan kilang minyak Tuban ini merasa ditinggalkan oleh PT Pertamina. Mereka kecewa lantaran setelah kesepakatan melepas lahan dan relokasi dilakukan oleh warga, ternyata sejumlah hak tidak dipenuhi.
Menurut Koordinator Aksi, Suwarno, yang menjadi puncak permasalahan adalah ketika pembebasan lahan terjadi warga selalu ditekan untuk menjual tanah dan mengukur lahan mereka.
"Tapi habis gitu ditinggalkan. Kasihan dengan nasib buruh-buruh tani, mereka harus menafkahi keluarganya, menyekolahkan anaknya sekarang tidak bisa bekerja karena tanahnya sudah tidak ada. Dan justru ada program beasiswa sekolah, warga kami tidak dapat itu," kata Suwarno kepada suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, di lokasi aksi.
Baca Juga: Blok Rokan Ternyata Miliki 86 Lapangan Minyak Aktif, Ini Nama-namanya
Dalam aksinya, puluhan warga ini tetap ketat dengan protokol kesehatan. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membentangkan sejumlah spanduk berisi tuntutan dan kekecewaan warga terhadap PT Pertamina. Salah sepanduk yang dibawa bertuliskan "Pak Ahok Tolong Kami".
"Fasilitas dan akses jalan warga beli sendiri, sedangkan wilayah kami yang terelokasi juga punya asset, punya jalan. Untuk relokasi mandiri kita bangun musala di dua titik, tanah wafak dari bapak Ramelan dan Muntahar target kami sebelum puasa sudah selesai, warga juga mengajukan proposal tapi tidak ada jawaban," ucapnya.
Ia menambah, ada 5 poin tuntutan warga kepada Pertamina. Diantaranya, segera memberi kepastian pelaksanaan relokasi pemukiman warga atau segera bayarkan ganti rugi tanah dan bangunan warga, kemudian pemberian program CSR sesuai resiko yang dialami warga terdampak.
Lalu tuntutan lain pemberian CSR agar tidak tebang pilih, serta menolak pendampingan dari Universitas Airlangga Surabaya, dan berikan CSR untuk fasilitas desa seperti halnya TPPI.
"Itu lima poin tuntutan warga dan Pertamina harus segera menindaklanjutinya, jangan sampai warga sengsara dengan hadirnya Pertamina," ujarnya.
Baca Juga: Heboh Bocah Tuban Punya Nama 19 Kata, Publik Bingung Panggilannya
Sementara itu di tempat terpisah, Project Kordinator PT Pertamina Grass Roof Refinery (GRR) Tuban, Kadek Ambarawa menjelaskan, bahwa mengenai tuntutan masyarakat Wadung yang salah satunya beasiswa sekolah. Pertamina sudah memasukan progam itu untuk warga.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kejagung Periksa Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Terkait Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak
-
Hari Lingkungan Hidup, Ini Cara Pertamina Dorong Pekerja Jadi Role Model Dekarbonisasi
-
Kasus Korupsi Pertamina: Penyidikan Kejagung Seret 10 Saksi Kunci
-
Pertamina Turut Rayakan Puncak Perayaan Hari Buruh Internasional 2025
-
Hasil Proliga 2025: Tumbangkan Jakarta Pertamina Enduro, Popsivo Polwan ke Grand Final
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Mutasi Anak Try Sutrisno Batal Usai Dikaitkan Isu Pemakzulan, Purnawirawan Minta Panglima TNI Cermat
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Murah Rp3 Jutaan untuk Pekerja Keras: Pilih yang Irit atau yang Ngebut?
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
Pilihan
-
Prabowo Keluarkan Perpres, Aturan TKDN Kini 25 Persen
-
Selamat Tinggal! PSSI Ungkap Nasib Pascal Struijk di Timnas Indonesia
-
Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp3 Jutaan di 2025, Jangan Asal Beli!
-
Daftar Juara Liga 1: Pulau Jawa Menguasai, Kalimantan Kapan Pecah Telur?
-
5 Rekomendasi Motor Matic Bekas Rp4 Jutaan, Bandel Gak Asal-asalan!
Terkini
-
Dongkrak Ekonomi Kerakyatan, BRI Geber Kredit Mikro
-
Heboh Pria Bersimbah Darah di Halaman Rumah Sakit Ketapang Sampang, Polisi Buka Suara
-
Kronologi Truk TNI Terbakar di Tol Gempol: Terdengar Suara Ledakan
-
Banjir Talenta Muda, Basket Surabaya Siap Kuasai Kejurnas
-
Kebakaran Hanguskan Rumah di Belakang Pasar Dlanggu, Akses Sulit Hambat Pemadaman