Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 07 Maret 2021 | 16:21 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

SuaraJatim.id - Pegiat media sosial Denny Siregar menyentil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara.

SBY sempat marah sampai memohon ampunan kepada Tuhan karena merasa salah telah memberi jabatan kepada Moeldoko--yang dalam KLB tersebut diangkat menjadi ketua umum partai.

SBY juga menyatakan, "Saya mohon ampun kepada Allah SWT, atas kesalahan saya itu."

Hal ini agaknya menggelitik Denny Siregar. Ia kemudian mengunggah sebuah berita berjudul "Gus Dur tuding SBY-JK kacaukan PKB". Denny lantas meminta maaf dan mengingatkan kepada SBY soal masalah itu.

Baca Juga: Dipimpin AHY, Gatot Nurmantyo Ternyata Pernah Ditawarkan Kudeta Demokrat

"Maaf pak @SBYudhoyono sekadar mengingatkan supaya enggak malu sama Tuhan," tutur Denny, seperti dikutip dari hops.id, jejaring media suara.com, Minggu (07/03/2021).

Polemik yang menimpa Paratai Demokrat ini juga dialami sejumlah partai. Termasuk PKB saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih hidup. Pecahnya PKB terjadi saat SBY menjabat sebagai presiden RI.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD termasuk yang membandingkan pecahnya Demokrat ini dengan pecahnya PKB.

Dalam pernyataan tertulis di akun jejaring media sosial miliknya, Mahfud mengungkapkan KLB saat ini seperti halnya yang terjadi pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2008 silam.

Pada kepemimpinan SBY saat itu, terjadi gejolak ditubuh PKB seperti yang terjadi pada KLB Demokrat sekarang. Terjadi dualisme kepemimpinan partai antara PKB versi Parung yang mendukung Gus Dur dan versi Ancol yang memilik Cak Imin.

Baca Juga: Cerita Gatot Nurmantyo Saat Menolak Diajak Kudeta AHY untuk Rebut Demokrat

Namun pemerintah SBY kala itu memilih untuk menyikapinya dengan tidak menganggap bahwa terjadi pelanggaran, dengan dalih polemik itu adalah urusan internal partai.

"Sama juga dengan sikap pemerintahan Pak SBY ketika (2008) tidak melakukan pelarangan saat ada PKB versi Parung (Gus Dur) dan versi Ancol (Cak Imin). Alasannya, itu urusan internal parpol," kata Mahfud, dikutip Hops pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Selain Mahfud, Muannas Alaidid juga ikut angkat bicara soal polemik PKB dan Demokrat. Kemudian dengan jelas dia mengungkit sikap SBY yang diduga pernah terlibat dalam gejolak politik PKB.

Dalam kicauannya di Twitter, dia mengunggah sebuah artikel dengan tajuk "PDIP Ingatkan SBY Saat Tangani PKB yang Remukkan Perasaan Gus Dur."

Menanggapi artikel tersebut, Muannas menyarankan kepada SBY agar sebaiknya belajar pada sikap kenegarawanan seorang Gus Dur.

"Sah tidaknya soal dualisme kepengurusan biar pengadilan yang putuskan, tendensius kalau main ancam demo Istana atau seolah tuduh jokowi terlibat, jangan cengeng tiru kenegarawanan Gus Dur," ujar Muannas, dikutip Hops.id.

Diketahui sebelumnya Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno berkomentar mengenai pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua Umum Demokrat itu menilai pemerintah Joko Widodo ikut campur dalam kisruh Golkar dan PPP.

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno hanya berkomentar singkat sambil mengenang sikap SBY kepada Gus Dur.

"Ha..ha, apa Pak SBY ingat saat menangani soal PKB di masa lalu, yang meremukkan perasaan Gus Dur?" ungkapnya.

Load More