SuaraJatim.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, sampai saat ini sebanyak 50 orang tewas dibunuh oleh pasukan keamanan di berbagai kota di Myanmar untuk memadamkan gelombang demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri.
Demontrasi besar-besaran di Myanmar ini terjadi sejak militer melakukan kudeta dengan menggulingkan dan menahan Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
"Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam," kata seorang pemimpin demonstrasi kepada kerumunan di Dawei, sebuah kota di selatan Myanmar, dikutip dari Reuters, Selasa (09/03/2021).
"Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak memberontak melawan mereka? Kita harus memberontak."
Baca Juga: Makam Angel, Demonstran Berkaus 'Everything Will Be OK' Digali Aparat
Peristiwa terbaru, Khin Maung Latt, seorang pejabat dari partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi, tewas dalam tahanan polisi, Minggu (07/03/2021). Ia merupakan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Reuters melihat foto tubuhnya dengan kain berlumuran darah di sekitar kepalanya.
Sithu Maung, seorang anggota parlemen yang dibubarkan, mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa Khin Maung Latt adalah manajer kampanyenya dan ditangkap pada Sabtu malam di distrik Pabedan di Yangon.
Polisi menolak berkomentar tentang berita ini. Sementara itu, hingga peristiwa itu terjadi gelombang demonstrasi besar-besaran masih terus terjadi.
Pasukan keamanan Myanmar menindak banyak pengunjuk rasa di seluruh negeri pada Minggu dengan menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah pengunjuk rasa di Yangon dan di Kota Lashio di wilayah Shan utara.
Seorang saksi mata mengatakan polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes di kota kuil bersejarah Bagan, dan beberapa penduduk mengatakan di media sosial bahwa peluru tajam juga digunakan.
Baca Juga: 2 Anggota Partai Suu Kyi Tewas di Penjara, Diduga Disiksa
Video yang diunggah oleh grup media Myanmar Now menunjukkan tentara memukuli pria di Yangon, di mana sedikitnya tiga protes diadakan meskipun ada penggerebekan semalam oleh pasukan keamanan terhadap para pemimpin kampanye dan aktivis oposisi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Nyawa Taruhannya, Radio Ini Lawan Junta Myanmar dari Bawah Tanah: Kisah Pendiri Federal FM
-
Junta Militer Myanmar Lakukan Pengeboman ke Warga Sipil, DPR RI Beri Kecaman
-
Korban Tewas Gempa Myanmar Naik Terus, Kini Tembus 3.471 Jiwa
-
Korban Meninggal Akibat Gempa Myanmar Terus Bertambah, Ini Data Terbaru
-
Pasca Gempa 7,7 SR di Myanmar, Menlu Langsung Kirim Bantuan
Terpopuler
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- Selamat Datang 3 Pemain Keturunan Calon Naturalisasi Timnas Indonesia Jelang Lawan China dan Jepang
- Welcome Back Timnas Indonesia Elkan Baggott, Patrick Kluivert Lempar Kode
- Pupus Harapan Pascal Struijk untuk Bela Timnas Indonesia Lawan China
Pilihan
-
Profil Alfedri, Bupati Petahana Kalah Pilkada Siak Kini Jadi Ketua PAN Provinsi Babel
-
Emas Antam Turun Harga Hari Ini, Jadi Rp1.953.000/Gram
-
Jepang Buka Jalan? Selamat Datang Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik Mei 2025, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
Mengenal Ritual Buddha Tantrayana pada Kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi Borobudur
Terkini
-
Lagi Hamil, Pelaku Penipuan Modus Arisan Online Mojokerto Diamankan Polisi
-
Gagas Sistem Digitalisasi, Munas APEKSI VII Siap Ubah Wajah Pemerintahan Kota
-
Imbas Pidato di Balai Kota Blitar, Wamendagri Diwadulkan ke Prabowo
-
Daftar Link DANA Kaget Tengah Pekan Ini, Lumayan untuk Bayar Listrik
-
Dua Pekerja Migran Tewas di Kamboja, DPRD Jatim Beri Solusi Lewat Koperasi