SuaraJatim.id - Rumah dinas desa yang ditempat Fathur Rokhman di Gresik jauh dari kata mewah. Sederhana lebih tepatnya. Lokasinya masuk melewati gang sempit rumah warga. Itu pun bukan rumahnya sendiri.
Padahal, Fathur sudah 12 tahun mengabdi sebagai Kepala Desa Sukorejo, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di rumah dinas itu Ia bersama keluarga kecilnya menghabiskan hari.
Fathur, pria kelahiran 1975 itu dikenal sebagai kepala desa sederhana oleh masyarakat sekitar. Ia tertib masuk kerja, bahkan kadang datang lebih dulu membersihkan--menyapu--halaman kantornya sendiri.
"Kondisi saya seperti ini, bukan lantas minta dikasihani, tapi sebuah konsekuensi atas pekerjaan yang diemban. Apalagi saya menjabat ini diikat oleh sumpah," kata Fatkhur saat ditemui SuaraJatim.id di ruangannya, Jumat (26/3/2021).
Menjabat selama 12 tahun tapi tidak memiliki rumah tentu sangat aneh. Beruntung sang istri yang menemaninya selama puluhan tahun itu sangat paham kondisinya. Bahwa jabatan kepala desa yang diemban merupakan perjuangan mengabdi ke masyarakat.
"Kalau tidak ada uangnya ya tidak bisa beli. Di Gresik rumah harga ratusan juta, uang dari mana, masak harus korupsi," terangnya.
Di sisi lain, seorang kades adalah pemimpin yang langsung bersinggungan dengan warganya. Ada warga punya hajatan, kades pasti ikut 'nyumbang'. Dan kegiatan warga yang lain.
Kepala Desa yang juga mantan Aktivis Reformasi 1998 itu juga mengungkapkan, kepemimpinannya berlandaskan keterbukaan. Baik kebijakan maupun anggaran.
Pernah suatu ketika ada perusahaan masuk untuk meminta tanda tangan, sontak saja Fatkhur langsung membuka forum dengan warga. Tawaran itu dilempar ke warga, dengan diberi penjelasan dampak positif dan negatif kalau dana itu diterima.
Baca Juga: Gagal Nyalip Mobil, Mbak Vica Cantik Asal Gresik Terlindas Truk
Bahkan dia juga mengaku sering diberikan uang terima kasih. Tapi dia tolak. Alasannya sederhana, kalau kepalanya makan, tubuhnya dalam artian warga desanya juga harus makan.
Kesederhanaan itu membuat beberapa warga salut. Banyak diantara mereka percaya dengan metode kepemimpinanya.
"Ini uang apa, langsung saya perlihatkan ke warga. Lek gelem sugeh wes sugeh mas," kata Fatkhur.
Bapak dua anak itu juga mengklaim jika desanya sudah mandiri. Dari BUMdes yang diekolalnya bisa menghasilkan Rp 50 juta sebulan.
Badan usaha desa itu fokus di bidang pengelolaan limbah pabrik. Dari hasil usaha itu juga, Fatkhur membiayai setidaknya 120 siswa miskin gratis sekolah.
Tidak hanya maju dalam BUMdesnya, baru-baru ini dia juga mengembangkan tanaman mangrove di bantaran sungai kali Lamong. Menurutnya tanamana ini bisa menyelamatkan habitat sungai dari limbah.
Berita Terkait
-
Gagal Nyalip Mobil, Mbak Vica Cantik Asal Gresik Terlindas Truk
-
Sederhana, Sampai-sampai 10 Tahun Kades di Gresik Ini Tak Punya Rumah
-
Semen Gresik Gelar Rangkaian Panen Raya, Sediakan 58 Hektar Lahan
-
Pemuda Gresik Menyekap Mantan Pacar Gegara Ajakan Balikan Ditolak
-
Semen Gresik Suplai 215 Ribu Sak Semen untuk PSN Bendungan Tukul Pacitan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Geger 7 Ekor Ular Piton Muncul di Tempat Sampah Sekolah Surabaya, Waspada Musim Hujan!
-
Kecelakaan Tragis di Tol Jombang, Pejalan Kaki Tewas Usai Tabrakkan Diri ke Truk Box!
-
Derita Warga Korban Erupsi Gunung Semeru: Rumah Tertimbun, Yang Tersisa Selimut dan Bantal!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Pelukan di Bawah Abu Gunung Semeru: Kisah Dramatis Imron Hamzah Gendong Putra Lari dari Wedus Gembel