SuaraJatim.id - Proses ekplorasi bangkai kapal Van Der Wijck sementara dihentikan. Penyebabnya, cuaca yang buruk serta arus laut yang tinggi membuat petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim merasa kesusahan.
Ditambah, kalau tetap nekat ke dasar laut para penyelam juga tidak akan menemukan apa-apa. Sebab, dalam kondisi cuaca buruk jarak pandang penyelam akan sangat terbatas.
Salah satu penyelam dalam ekspidisi pencarian kapal Van Der Wijck, Budi Hariyono mengatakan, proses pencarian akan dilanjutkan setelah laut mulai tenang. Rencananya, tim akan berangkat lagi pada Sabtu (1/5/2021) setelah subuh.
"Kemarin saja tidak lihat apa-apa saat menyelam. Jadi kalau dipaksakan tetap saja tak maksimal. Jarak pandang hanya 2 meter saja, ditambah arus sangat deras," terangnya kepada SuaraJatim.id pada Jum'at (30/4/2021).
Baca Juga: Dulu Nelayan Lamongan Ikut Tolong Korban Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Karena jarak pandang terbatas itu lah, Budi menuturkan ketika menyelam ke titik bangkai kapal, turunnya malah melancong jauh. Diduga kuat hal itu juga disebakan karena arus laut yang buruk sehingga penyelam tak bisa maksimal.
Sementara itu Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, pencarian kapal melibatkan banyak tim. Antara lain, 13 orang tim dari BPCB, 6 orang nelayan setempat, 5 orang Dinas Kebudayaan dan 2 penyelam profesional.
"Sampai kapan proses ekplorasi ini, sampai ketemu dan mendokumentasikan berupa foto maupun video," bebernya.
Menurut Wicaksono, timnya diberi tugas langsung untuk melakukan ekplorasi. Kalau sudah mengumpulkan dokumen baru nanti diserahkan ke tim untuk dianalisa, terkait bangkai kapal itu merupakan kapal Van Der Wijck atau bukan.
"Informasi dari nelayan lokal peristiwa itu memang ada. Kebetulan saksi yang melihat proses evakuasi tenggelamnya kapal baru meninggal setahun kemarin. Jadi tinggal bukti kongrit yang harus ditelurusi," katanya.
Baca Juga: Bangkai Kapal Van Der Wijck Dipastikan Masih Utuh, Tenggelam di Lamongan
Kendati demikian pihaknya ingin memastikan jika kapal yang sempat ditulis dalam novel karangan Buya Hamka itu memang nyata bukan kisah fiksi. Kedepan, jika sudah selesai penjajakan di lokasi tenggelamnya kapal, bukan tidak mungkin, bangkai kapal ini akan menjadi wahana wisata baru.
"Masyarakat tahu peristiwa itu, karena cerita novel Buya Hamka. Kekhawatiran saya, generasi sekarang itu mengingat kapal itu hanya sebagai fiksi saja, padahal itu fakta sejarah," katanya.
Kontributor : Amin Alamsyah
Berita Terkait
-
Dulu Nelayan Lamongan Ikut Tolong Korban Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
-
Bangkai Kapal Van Der Wijck Dipastikan Masih Utuh, Tenggelam di Lamongan
-
Razia Warung Esek-esek di Lamongan, 11 Kupu-Kupu Malam Diamankan
-
Kabur dari Sel, Tahanan Titipan Polsek Lamongan Ditangkap di Dalam Kamar
-
5 Potret Katherine, Gadis Berwajah Bule yang Jadi Model Jersey Persela
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
Terkini
-
BRI Hadir di GFL Series 3, Bukti Nyata Komitmen Ikut Membina Generasi Muda
-
Tinjau Normalisasi Sungai di Pamekasan, Gubernur Khofifah Pastikan Daya Tampung Air Kembali Normal
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang