Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 14 Mei 2021 | 15:21 WIB
Perang Israel vs Palestina pecah di Gaza [Foto: Antara]

Para pejabat Israel mengatakan, Hamas, kelompok militan paling kuat di Gaza, harus mendapat pukulan yang kuat sebelum gencatan senjata.

Suara tembakan artileri dan ledakan menggema di bagian utara dan timur Gaza hingga Jumat pagi. Saksi mata mengatakan banyak keluarga yang tinggal di daerah dekat perbatasan keluar dari rumah mereka, beberapa mencari perlindungan di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kekerasan juga menyebar ke komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel, sebuah front baru dalam konflik berkepanjangan.

Sinagoga diserang dan bentrokan pecah di jalan-jalan beberapa kota hingga mendorong presiden Israel untuk memperingatkan jangan sampai terjadi perang saudara.

Baca Juga: Jual Beli Serangan Israel-Palestina Terus Berlanjut di Hari Raya Idul Fitri

Kemarin, Kamis (13/05/2021), kelompok militan Palestina menembakkan roket salvo ke Tel Aviv dan kota-kota sekitarnya. Namun sistem antirudal Iron Dome mencegat banyak dari roket tersebut.

Netanyahu mengatakan Israel telah menyerang hampir 1.000 target milisi di wilayah itu.

"Kami menghadapi Israel dan COVID-19. Kami berada di antara dua musuh," kata Assad Karam (20), seorang pekerja konstruksi yang berada di samping jalan Gaza yang rusak akibat serangan udara Israel.

Di Tel Aviv, Yishai Levy, seorang penyanyi Israel, menunjuk pecahan peluru yang jatuh di trotoar di luar rumahnya.

"Saya ingin memberi tahu tentara Israel dan pemerintah, jangan berhenti sampai Anda menyelesaikan tugas," katanya di televisi YNet.

Baca Juga: Ustaz di Kendari Minta Negara Muslim Kirim Tentara Usir Israel

Israel melancarkan serangannya setelah Hamas menembakkan roket ke Yerusalem dan Tel Aviv --sebagai pembalasan atas bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan. ANTARA

Load More