Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 25 Mei 2021 | 11:15 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo makan mie [Foto: tangkapan layar Twitter]

SuaraJatim.id - Akhir-akhir ini jagat politik nasional kembali menghangat. Hal ini dipicu kegaduhan sejumlah elite PDI Perjuangan di Jawa Tengah.

Namun, efek dari kegaduhan ini merembet ke tensi politik nasional sebab dikait-kaitkan dengan pilpres 2024. Kegaduhan dipicu cibiran elite partai berlambang kepala banteng itu kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar disindir Puan Maharani dan dicibir Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul karena terlalu ambisius mau maju menjadi capres.

Namun menariknya di sini adalah respons yang ditunjukkan Ganjar. Ia mengunggah sebuah video di Twitter sedang memakan mie rebus.

Baca Juga: Dicueki PDIP, Ganjar Berpeluang Nyapres Lewat Partai Nasdem?

Nah, respons Ganjar ini ternyata dimaknai sebagai sebuah simbol. Ini menurut Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Menurut dia, video ungahan Ganjar makan mie di tengah ramai cibiran dari PDIP, itu dalam pesan laku politik orang Jawa. Dia mengatakan, orang Jawa bertindak penuh dengan simbol lho.

Dalam postingan video berdurasi 10 detik itu, Ganjar sedang makan mie dengan caption: "Bengi-bengi kok pengen ngemi, kelingan jaman ngekos. Satu kurang, dua kebanyakan (artinya Malam-malam kok pengen makan mie. Teringat zaman ngekos. Satu kurang dua kebanyakan)."

"Lihat saja, Pak Ganjar kan makan mie malam-malam sambil ngomong. Makan mie rebus seperti anak kos. Nah anak kos ini kan seolah dia tak memiliki rumah, diartikan dia enggak punya partai, yang punya orang lain," kata Burhanuddin dalam siaran Kompas TV, Senin 24 Mei 2021.

Bukan itu saja, lihat detail video mie rebus Ganjar itu. Burhanuddin mengatakn mie rebus yang dimakan Ganjar itu mienya warna kuning, ada sayuran sawi berwarna hijau. Dan menariknya pada mie rebus itu, Ganjar memilih enggak pakai saos merah lho.

Baca Juga: Tak Diundang Acara PDIP, Politisi Nasdem: Ganjar Bisa Diambil Partai Lain

"Mienya itu tanpa saos merah lho. Sebagai oang Jawa itu apa yang disampaikan itu bisa ada simbol tersembunyi. Sah-sah saja ditafsirkan gitu," kata Burhanuddin.

Nah dalam kontes menentukan capres, Burhanuddin mengingatkan jangan sampai PDIP salah langkah. Makanya perlu juga, kata dia, elite PDIP bisa mencerna politik simbol dari Ganjar soal makan mie rebus malam-malam itu.
Bahasa simbol Ganjar itu mesti pintar-pintar ditangkap elite PDIP. Burhanuddin mengakui memang ada variabel lain untuk menentukan sebuah parpol untuk mengusung capres.

"Mungkin ada opsi lain, kalau elektabilitasnya bisa dipertimbangkan. Yang pasti PDIP harus membaca, kalau salah pilih calon, bisa jadi PDIP bisa kena getah. Tapi ya masih ada waktu tiga tahun. Masalahnya PDIP ada keputusan dan bisa jadi itu tak sesuai dengan yang diinginkan kader PDIP. Kalau tak sesuai bisa kena getahnya PDIP," katanya.

Load More