SuaraJatim.id - Akhir-akhir ini jagat politik nasional kembali menghangat. Hal ini dipicu kegaduhan sejumlah elite PDI Perjuangan di Jawa Tengah.
Namun, efek dari kegaduhan ini merembet ke tensi politik nasional sebab dikait-kaitkan dengan pilpres 2024. Kegaduhan dipicu cibiran elite partai berlambang kepala banteng itu kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar disindir Puan Maharani dan dicibir Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul karena terlalu ambisius mau maju menjadi capres.
Namun menariknya di sini adalah respons yang ditunjukkan Ganjar. Ia mengunggah sebuah video di Twitter sedang memakan mie rebus.
Baca Juga: Dicueki PDIP, Ganjar Berpeluang Nyapres Lewat Partai Nasdem?
Nah, respons Ganjar ini ternyata dimaknai sebagai sebuah simbol. Ini menurut Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Menurut dia, video ungahan Ganjar makan mie di tengah ramai cibiran dari PDIP, itu dalam pesan laku politik orang Jawa. Dia mengatakan, orang Jawa bertindak penuh dengan simbol lho.
Dalam postingan video berdurasi 10 detik itu, Ganjar sedang makan mie dengan caption: "Bengi-bengi kok pengen ngemi, kelingan jaman ngekos. Satu kurang, dua kebanyakan (artinya Malam-malam kok pengen makan mie. Teringat zaman ngekos. Satu kurang dua kebanyakan)."
Bukan itu saja, lihat detail video mie rebus Ganjar itu. Burhanuddin mengatakn mie rebus yang dimakan Ganjar itu mienya warna kuning, ada sayuran sawi berwarna hijau. Dan menariknya pada mie rebus itu, Ganjar memilih enggak pakai saos merah lho.
Baca Juga: Tak Diundang Acara PDIP, Politisi Nasdem: Ganjar Bisa Diambil Partai Lain
"Mienya itu tanpa saos merah lho. Sebagai oang Jawa itu apa yang disampaikan itu bisa ada simbol tersembunyi. Sah-sah saja ditafsirkan gitu," kata Burhanuddin.
Nah dalam kontes menentukan capres, Burhanuddin mengingatkan jangan sampai PDIP salah langkah. Makanya perlu juga, kata dia, elite PDIP bisa mencerna politik simbol dari Ganjar soal makan mie rebus malam-malam itu.
Bahasa simbol Ganjar itu mesti pintar-pintar ditangkap elite PDIP. Burhanuddin mengakui memang ada variabel lain untuk menentukan sebuah parpol untuk mengusung capres.
"Mungkin ada opsi lain, kalau elektabilitasnya bisa dipertimbangkan. Yang pasti PDIP harus membaca, kalau salah pilih calon, bisa jadi PDIP bisa kena getah. Tapi ya masih ada waktu tiga tahun. Masalahnya PDIP ada keputusan dan bisa jadi itu tak sesuai dengan yang diinginkan kader PDIP. Kalau tak sesuai bisa kena getahnya PDIP," katanya.
Berita Terkait
-
Elite PDIP Bantah Alwin Kiemas Keponakan Megawati: Sengaja Dipakai Menyerang Ibu Mega dan Partai
-
PDI Perjuangan Tantang Pemerintah Terbitkan Perppu Soal Perampasan Aset
-
PDIP Ancam Lapor MK Jika TNI, Polri dan Pejabat Negara Tak Netral Pada Pilkada Banten 2024
-
Resmi! Basuki Terpilih Jadi Ketum Kagama Gantikan Ganjar Pranowo
-
Ahmad Basarah Ungkap Cerita Gagalnya Anies Diusung PDIP di Pilkada Jakarta, Padahal Sudah Sepakat dengan PKB
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
Terkini
-
Menang di Kampung Halaman, Emil Dardak Tak Sia-sia Pulang Sebelum Coblosan
-
Kronologi Truk Box Terbakar di Ngawi: Sopir Sempat dengar Suara 'Duks'
-
Khofifah-Emil Dardak Unggul Versi Hitung Cepat, Jokowi Beri Pesan Khusus
-
Kabar Duka, Anggota Linmas Kediri Meninggal Dunia Saat Bertugas di TPS
-
CS BRI Gunakan Komunikasi Berupa Bahasa Isyarat Bagi Nasabah Penyandang Disabilitas Tuai Aplaus Publik