SuaraJatim.id - Ada ratusan ribu warga Rohingya direlokasi ke Pulau Bashar Chan, Bangladesh. Mereka mendiami pulau itu setelah diusir dari asal mereka di Myanmar.
Lalu bagaimana kondisi mereka sekarang? Dalam sebuah kunjungan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) ke pulau itu, seorang warga mengeluhkan kondisi di pulau pengungsian tersebut.
Dia mengatakan bahwa rumah yang baik bukanlah segalanya, dan menuntut peluang mata pencaharian. "Sepertinya saya berada di pulau penjara," kata seorang warga Rohingya yang menolak disebutkan nama, Senin (01/05/2021).
"Kami merasa seperti di penjara. Kami telah makan makanan yang sama dalam waktu yang lama, dan kami bahkan dilarang memancing di laut," katanya melanjutkan.
Kunjungan Asisten Komisaris Tinggi UNHCR untuk Operasi Raouf Mazou dan Asisten Komisaris Tinggi untuk Perlindungan Gillian Triggs ke Pulau Bashar Chan ditujukan untuk menilai kondisi hidup lebih dari 18.000 warga Rohingya yang dianggap tidak memiliki kewarganegaraan.
Dalam waktu kurang dari seminggu, tiga pejabat PBB telah mengunjungi orang-orang yang dianiaya di Bangladesh. Pada 26 Mei lalu, Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir mengunjungi Cox's Bazar, kamp pengungsi terbesar di dunia.
"Berdasarkan temuan awal dari kunjungan pertama PBB ke Bhasan Char pada akhir Maret, PBB dengan jelas mengakui kebutuhan kemanusiaan dan perlindungan yang berlaku bagi pengungsi Rohingya yang sudah direlokasi ke pulau itu," kata Louise Donovan, petugas komunikasi UNHCR di Bangladesh, kepada Kantor Berita Anadolu.
Merujuk pada upaya PBB untuk menilai kondisi kehidupan dan keselamatan Rohingya di pulau yang jauh, dia menambahkan bahwa PBB mengusulkan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah Bangladesh.
Terutama mengenai keterlibatan operasional masa depan di Bhasan Char, termasuk tentang kebijakan yang mengatur kehidupan dan kesejahteraan pengungsi Rohingya di pulau itu.
Baca Juga: Pariwisata Masih Sepi, Puluhan Kuda di Resor Ternama Bangladesh Mati Kelaparan
Pemerintah Bangladesh telah membangun 1.400 rumah dengan balok beton dan 120 tempat perlindungan siklon bertingkat di pulau itu. Setiap rumah terdiri dari 16 kamar.
Menghabiskan lebih dari 350 juta dolar AS (sekitar Rp 4,9 triliun) dari sumber daya domestiknya, negara berpenduduk mayoritas Muslim itu telah mengembangkan proyek di atas lahan seluas 13.000 hektare untuk memukimkan kembali 100.000 Muslim Rohingya untuk sementara.
Menurut sumber resmi, pulau yang terletak 50 kilometer di lepas pantai barat daya negara itu dan hampir 193 kilometer selatan Ibu Kota Dhaka masih sulit dijangkau dari daratan, terutama untuk menyalurkan bantuan jika terjadi bencana alam.
Berbicara kepada Anadolu, Shah Rezwan Hayat, komisaris pemulihan dan repatriasi Bangladesh, bagaimanapun, mengatakan mereka berharap tentang langkah positif PBB di masa depan untuk warga Rohingya di Pulau Bhasan Char.
Memperhatikan kondisi kehidupan dan keamanan yang lebih baik di pulau itu daripada kamp-kamp daratan yang padat di Cox's Bazar, ia menambahkan bahwa PBB mungkin memiliki beberapa persyaratan tambahan.
“Jika mereka mengajukan lebih lanjut persyaratan lain untuk Rohingya di pulau Bhasan Char, pemerintah akan mengevaluasinya sesuai ketentuan,” kata Hayat.
Sementara itu, UNHCR dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin malam menyatakan keprihatinan atas terlukanya pengungsi Rohingya di pulau itu pada malam kunjungan pejabat tinggi PBB.
Anggota angkatan laut Bangladesh diduga menggunakan pentungan terhadap warga Rohingya pada Senin pagi, menyebabkan belasan orang terluka, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Kami sangat prihatin mengetahui laporan pengungsi yang terluka selama peristiwa [Senin] hari ini di pulau itu. Kami menyesal bahwa mereka yang terkena dampak dilaporkan termasuk anak-anak dan perempuan,” ujar UNHCR.
Mengutip keselamatan dan kesejahteraan Rohingya sebagai “prioritas utama” PBB, UNHCR menambahkan akan terus mencari informasi tambahan tentang kondisi warga Rohingya yang terdampak dan mendesak agar mereka menerima bantuan medis yang memadai.
Pernyataan tersebut, bagaimanapun, mengatakan bahwa selama kunjungan Senin, delegasi UNHCR dapat bertemu dengan sekelompok besar pengungsi Rohingya dan mendengarkan berbagai masalah yang mereka angkat, yang selanjutnya akan didiskusikan oleh delegasi dengan pihak berwenang Bangladesh.
Delegasi tersebut sekarang telah tiba di Cox's Bazar dan dijadwalkan mengunjungi kamp pengungsi Rohingya pada Selasa, sebelum kembali ke Dhaka untuk bertemu dengan pejabat senior pemerintah.
Sebelumnya pada akhir April, kelompok aktivis Human Rights Watch menuduh pasukan keamanan Bangladesh menyiksa pengungsi Rohingya di pulau itu, dan mendesak pemerintah untuk menyelidiki masalah tersebut.
Menurut sumber polisi, 29 warga Rohingya ditahan setelah berusaha melarikan diri dari Pulau Bashar Chan. ANTARA
Berita Terkait
-
Pariwisata Masih Sepi, Puluhan Kuda di Resor Ternama Bangladesh Mati Kelaparan
-
Gawat! Wabah Infeksi Jamur Hitam India Sudah Menyebar ke Bangladesh
-
Covid-19 dari India Mulai Menyebar, Negara Tetangga Tutup Perbatasan
-
Negara-negara Tetangga India Waspadai Sebaran Varian Covid Mutan Ganda
-
Jumlah Vaksin Menipis, Bangladesh Setop Program Vaksinasi Nasional
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Khofifah: FESyar Bukan Sekadar Seremoni! Jatim Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional
-
Menguak Asal-usul Kata 'Jancuk' dari Umpatan Tabu Jadi Simbol Keakraban Arek Suroboyo
-
UMKM Mojokerto Produksi Sepatu Olahraga Berkualitas, Ditawari Gubernur Khofifah Ikut Misi Dagang
-
Bersinergi dengan Imigrasi & Pemasyarakatan, BRI Kuatkan SDM Warga Binaan Nusakambangan
-
Malut United Ingin Rebut Tiga Poin di Kediri