Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 08 Juni 2021 | 07:57 WIB
Pentasi Seni Ludruk di Surabaya. (Dok. ANTARA)

SuaraJatim.id - Seperti daerah-daerah lain, Jawa Timur ( Jatim ) tentu memiliki bahasa slank sendiri yang banyak dipakai atau dituturkan oleh masyarakat sehari-harinya.

Namun pada dasarnya, ada dua bahasa saja yang dipakai mayoritas masyarakat di sana, yakni bahasa Jawa dan Madura. Bahasa Jawa tentu jumlah penuturnya paling banyak. Adapun untuk dialeknya, dialek Arekan atau bahasa Jawa-Timuran menjadi yang paling populer.

Bahasa Arekan ini memiliki kosa kata slank paling kaya dan jamak dipakai, minimal dikenal hampir semua masyarakat Jawa Timur. Meskipun begitu, sebenarnya ada banyak sekali kosa kata atau bahasa slank sehari-hari yang dipakai masyarakat dan anak-anak muda di provinsi ujung timur Pulau Jawa ini.

Mengutip dari dari jatimnet.com, jejaring media suara.com, berikut ini contoh beberapa dialek slank yang dirangkum dan populer di kalangan masyarakat Jawa Timur:

Baca Juga: Geger Pria Tewas Diduga Akibat Jatuh dari Lantai 4 Rusun Sumbo Surabaya

1. Semlohe

Sama saja, di kamus manapun, termasuk KBBI, Anda tidak akan menemukan arti kata Semlohe. Kata ini hanya sebuah bahasa slang yang berarti sexy dan hanya dituturkan oleh masyarakat di Jawa Timur, khususnya wilayah Arek. Entah siapa orang yang pertama kali menuturkan kata Semlohe ini. Sampai sekarang belum jelas betul.

Contoh:

"Lho cak, cewek iku awake suuuemlohe (seksi banget)"

2. Mbois

Baca Juga: Polda Jatim Bekuk 4 Mahasiswa Spesialis Pembobol Kartu Kredit Warga Negara Asing

Kosa kata ini sudah pasti tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Mau dicari sampek elek, enggak bakal ketemu. Mbois atau Bois (bacanya sama aja) adalah kata yang populer di daerah Jawa Timur yang berarti: keren atau cool bagi cowok. Konon kata mbois berakar dari bahasa Inggris boyish yang berarti kelaki lakian atau maskulin.

Contoh:

“Ya apa, cak, aku wes keren opo durung??”
“Wah, peno mbois banget, Jhon!”

3. Jes..

Ini cuma kata tambahan yang memiliki nuansa keakraban. Kadang pula sebagai kata ganti orang. Kok enggak jelas begitu? Memang. Jess..,kadang juga berfungsi untuk memperindah kalimat saja. Kata ini biasanya dituturkan orang-orang di wilayah Malang Raya, bisa warga Kabupaten, Kota dan Batu.

Contoh:

"Nandi, Jess..?"
"Mrunu lho, Jess..!"

4. Jhon..

Di Malang ada Jess, maka di Surabaya ada Jhon. Jangan heran kalau Anda yang baru berkunjung ke Surabaya akan dipanggil Jhon. Karena memang seperti itu dialek arek Suroboyo. Jhon adalah kosa kata keakraban dan juga bisa berarti kata ganti orang. Jhon populer di kalangan nom-noman Surabaya. Tapi adakalanya juga diucapkan orang-orang tua dan sebayanya.

Contoh:

"Turu enak ngene iki, Jhon..(Padahal nama sebenarnya bukan Jhon)?,"
"Iyo bener iku, awak kuesel, Jhon..!"

5. Kaktoan

Kaktoan berarti bos/juragan/tuan. Kosa kata ini populer di kalangan Masyarakat Madura. Ketika orang-orang Madura berkumpul kemudian bergurau tentang segala hal, kosa kata Kaktoan biasanya secara spontan akan muncul.

Contoh:

"Kamma, Kaktoan..?"
"Deberek..!"

6. Pongor

Kosa kata ini juga cukup populer. Kalau teman Anda dari Jawa Timur berkata Pongor, itu berarti artinya pukul atau hantam. Padanan kata Pongor ini adalah; Gibeng, Santap, Jotos, Tempeleng. Dalam joke-joke di antara anak-anak muda Surabaya, pongor ini sering kalu keluar.

Contoh:

"Ooo, ancen njaluk dipongor arek iki?"
"Endak, Cak..!"

7. Iwak sama dengan Lauk

Iwak adalah bahasa Jawa untuk menyebut ikan. Tapi di Jawa Timur, iwak bisa memiliki arti lebih. Selain ikan, iwak juga bisa berarti lauk: Iwak peyek, iwak tempe, iwak tahu, iwak pitik (ayam) dan lainnya. Maka jangan heran saat mampir ke Surabaya, ada penjual warung makan menyebut lauk iwak pitek (ikan ayam).

Contoh:

"Mangan iwake apa, Cak..?"
"Mangan sego sambel iwake tempe.."

Load More