SuaraJatim.id - Pabrik Gula (PG) Meritjan yang ada di Mojoroto, Kediri, Jawa Timur memiliki tradisi unik saat akan melakukan giling tebu. Tradisi tersebut yakni menikahkan dua batang tebu sebelum masuk ke penggilingan. Tradisi yang terjadwal tiap tahun ini disebut Manten Tebu atau Pengantin Tebu.
Beberapa hari menjelang prosesi mantenan tebu, jalanan di kawasan Pabrik Gula Meritjan dipenuhi lapak-lapak pedagang kaki lima. Bahkan panitia acara mulai pagi hingga malam hari menyuguhkan berbagai kesenian rakyat sebagai hiburan.
Untuk prosesi mantenan tebu sendiri diadakan oleh masyarakat setempat, Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) dan jajaran pengurus Pabrik Gula Meritjan. Mantenan ini digelar sebagai pertanda musim giling tebu telah dibuka. Setelah para petani tebu menuai hasil panen melimpah. Karenanya untuk mengiringi rasa syukur pada Sang Kuasa digelar mantenan tebu.
Dengan dipimpin tokoh adat setempat, ritual mantenan dimulai. Lengkap diiringi beberapa orang berpakaian ala Jawa dengan mengenakan beskap. Mereka mengawali prosesi ini dengan melakukan kirab terlebih dahulu.
Baca Juga: 5 Tradisi Unik Suku Dayak, Tak Hanya Kuping Panjang
Di dalam kirab yang menempuh jarak 2 kilometer, di baris paling depan beberapa orang berpakaian adat Jawa terlihat membawa tandu yang dinaiki sepasang pengantin tebu. Pasangan pengantin ini hanyalah boneka yang terbuat dari tebu. Layaknya pasangan manusia, tebu didandani dengan riasan menyerupai lelaki dan wanita.
Kirab berjalan perlahan menuju ke Pabrik Gula Meritjan untuk dilanjutkan masuk ke tempat penggilingan tebu. Sampai di pabrik, rombongan pengantin disambut meriah oleh tarian jaranan Kediri.
Gending Jawa pun mengiringi jalannya prosesi. Sementara itu beberapa pejabat Muspida Kediri dan administratur PG Meritjan bersiap untuk menerima seserahan pasangan manten tebu yang dibawa oleh sesepuh desa setempat.
Pasangan manten tebu pun telah diserahkan untuk kemudian dibawa beramai-ramai menuju tempat penggilingan tebu. Saat menuju ke sana, di belakang tandu pengantin ada 13 batang tebu yang dibawa oleh para pengiring mantenan sebagai simbol rendemen. Selain itu, ada pula beberapa orang yang membawa kembang mayang, dan janur kuning. Persis layaknya pernikahan pada tradisi Jawa.
Setelah itu, pasangan mantenan tebu, 13 batang tebu, kembang mayang, dan janur kuning dibawa masuk ke ruang penggilingan tebu. Tak berselang lama, sepasang boneka mantenan tebu dimasukkan ke dalam mesin penggilingan. Menyusul kemudian 13 batang tebu, kembang mayang, dan janur kuning. Semua digilas habis hingga berurai oleh mesin penggilingan.
Baca Juga: Tradisi Pengantin Menebar Ikan di Klaten
Sejarah mantenan tebu sendiri bermula dari kebiasaan Raden Sardono yang sangat mencintai tumbuh-tumbuhan. Salah satunya adalah tebu.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
5 HP POCO Murah Terbaik 2025: Spek Dewa, Kualitas Kamera Jangan Tanya
-
Harga Emas Antam Suram Hari Ini, Turun Menjadi Rp 1.871.000/Gram
-
Banyak Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojol: Bukannya Nggak Solider, Istri Anak Mau Makan Apa
-
Ada Demo Besar Ojol, Gojek Pastikan Aplikasi Beroperasi Normal
-
Segera Ambil Link DANA Kaget, Tambahan Uang Belanja dan Bayar Langganan
Terkini
-
Semangat Kebangkitan Nasional: 7 Kontribusi BRI dalam Memperkuat Ekonomi RI
-
Rp799 Ribu Saldo DANA Kaget Dibagikan! Ini Cara Kamu Kebagian
-
Trenggalek Dilanda Banjir, Gempa, dan Longsor: 6 Orang Hilang
-
Apes! Niat Open BO, Wanita Asal Surabaya Malah Dianiaya dan Dirampok di Hutan Mojokerto
-
DPRD Jatim Setujui LKPJ 2024, Gubernur Khofifah: Semua Rekomendasi Jadi Acuan Perbaikan Pembangunan