SuaraJatim.id - Kasus varian baru Covid-19 semakin mengkhawatirkan dalam beberapa pekan ini. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengimbau para orang tua terus mengawasi anak agar disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
"Saya minta tolong jaga putra-putrinya," katanya dikutip dari Antara, Rabu (30/6/2021).
Varian baru COVID-19, lanjut dia, tidak hanya menyerang orang dewasa saja, namun anak-anak kecil juga ikut diserang. Kekinian, kasus COVID-19 juga ditemukan pada anak-anak dan remaja.
Ia menambahkan, ditemukannya COVID-19 varian delta di Surabaya membuat perawatan pasien yang terpapar menjadi lebih lama. Merespon itu, Ia memohon kepada masyarakat agar lebih mawas diri dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
"Sekarang sakitnya lebih lama pengobatannya. Kalau dulu yang varian lama, tiga hari sembuh. Ini varian delta sampai seminggu lebih, berarti kan terus nambah jumlahnya," ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Eri mengajak seluruh warga agar peduli kondisi kesehatan masing-masing keluarga dan tetangga. Ia meminta warga turut serta melaporkan jika mengetahui ada tetangga yang sedang sakit dan terindikasi terpapar COVID-19.
Eri menjelaskan, apabila ada tetangga yang terindikasi COVID-19 di perkampungan, warga dapat melaporkannya kepada perangkat RT/RW setempat. Kemudian, RT/RW akan meneruskan kepada lurah camat atau Tim Gerak Cepat (TGC) Command Center 112 untuk dikoordinasikan mengenai perawatannya.
"Nanti setelah itu lurah dan camat akan melakukan kontak, apakah masih ada rumah sakit yang kosong atau tidak. Kalau OTG (orang tanpa gejala) dan masih kuat maka ditempatkan di Hotel Asrama Haji. Tapi kalau penuh semua, maka isolasi mandiri yang dilakukan," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebelumnya mencatat hingga 22 Juni 2021 ada 36 kasus aktif COVID-19 pada anak antara usia 0-18 tahun ditemukan di Kota Surabaya. Jumlah kasus aktif pada anak tersebut dengan rincian, usia 0-2 tahun ada 2 kasus, usia 3-6 tahun ada 12 kasus, usia 7-12 tahun ada 8 kasus, usia 13-15 tahun ada 1 kasus, dan usia 16-18 tahun ada 13 kasus.
"Rata-rata kasus aktif yang ditemukan pada anak-anak ini tanpa gejala," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara.
Baca Juga: BOR Penuh, Pemkot Surabaya Akan Sewa 3 Hotel Jadi Tempat Isolasi
Febri menjelaskan, bahwa rata-rata kasus aktif pada anak usia 0 hingga 12, terpapar disebabkan dari orang tuanya. Mungkin para orang tua itu ketika dari luar rumah atau pulang kerja, tidak langsung membersihkan diri sebelum menyapa anaknya.
Sedangkan untuk anak usia 13-18 tahun, lanjut dia, terpapar karena kurang sadarnya pengetahuan akan protokol kesehatan. Oleh karena itu, Febri menyatakan, bahwa hal ini tentu perlu diantisipasi bersama oleh para orang tua. Sebab, kata dia, meski usia masih muda, juga sangat rentan terpapar COVID-19.
(Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Muslimat NU Gandeng KLH Perkuat Gerakan Pelestarian Lingkungan Berbasis Masyarakat
-
La Suntu Tastio, UMKM Sukses yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Bupati Sumenep Larang Pejabat Pakai Kendaraan Dinas Libur Tahun Baru 2026, Ini Alasannya
-
Viral Patung Macan Putih Balongjeruk Kediri Digunjing, Kades: Pakai Dana Pribadi Saya!
-
Gubernur Khofifah Hadirkan Pasar Murah untuk Tekan Harga Sembako di Surabaya