SuaraJatim.id - Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Idul Adha di Masjid Niujie, Beijing, China, tidak diadakan penyembelihan hewan kurban.
Ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. China sendiri merupakan negara asal virus Corona ditemukan dan mewabah pertama kali, yakni di Wuhan.
Selain itu, tidak adanya pemotongan hewan itu juga sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan. Masjid Niuji berdiri di atas lahan 10.000 meter persegi di Distrik Xicheng.
Seusai shalat Idul Adha, para jamaah berangsur meninggalkan kompleks masjid terbesar dan tertua di Ibu Kota China tersebut.
Meskipun demikian, umat Islam dari berbagai latar belakang etnis di China antusias mengikuti shalat Id. Diperkirakan shalat Id di masjid yang pernah dikunjungi mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Joko Widodo itu mencapai 1.000 orang, termasuk jamaah yang berada di halaman utama masjid dan jamaah perempuan.
Bahkan Masjid Niujie sudah dipadati jamaah sejak pukul 07.00 waktu setempat (06.00 WIB). Padahal rangkaian shalat Idul Adha dimulai pukul 08.30.
"Saya sudah empat kali shalat Idul Adha di sini," kata Ma Zhi, mahasiswa asal Provinsi Gansu, dikutip dari Antara, Selasa (20/07/2021).
Sejak pagi petugas keamanan dibantu tenaga sukarelawan telah bersiaga di jalan raya depan masjid yang dibangun pada tahun 996 Masehi atau pada era Dinasti Liao.
Dua dari empat lajur jalan raya di tengah komunitas Muslim terpadat di Beijing itu diblokir untuk akses para jamaah.
Baca Juga: Pemotongan Hewan Kurban Secara Online di Bogor
Sebelum rangkaian shalat Idul Adha dimulai, dewan imam Masjid Niujie dan jajaran pengurus Asosiasi Islam China (CIA) menyanyikan lagu kebangsaan "Yiyongjun Jinxingqu" di halaman dekat pintu masuk.
Seorang imam menyampaikan tausiyah tentang fadilah dan hikmah Idul Adha dengan menggunakan bahasa Mandarin.
Dilanjutkan dengan shalat Id dua rakaat yang dirangkai dengan pembacaan dua khotbah berbahasa Arab oleh seorang khatib dan ditutup dengan doa bersama.
Pada tahun-tahun sebelum pandemi, pemotongan hewan kurban di Masjid Niujie memberikan daya tarik tersendiri. Sesuai tradisi, perayaan Idul Adha di China lebih ramai daripada Idul Fitri dan perayaan hari keagamaan Islam lainnya.
Berita Terkait
-
Pemotongan Hewan Kurban Secara Online di Bogor
-
Sehelai Lebaran Idul Adha 1442 H di Kampung Halaman
-
Idul Adha saat Pandemi, Puan Maharani: Waktunya Kurban untuk Kepentingan Lebih Besar
-
Viral Momen Perpisahan Pria dengan Kambingnya, Dicium sampai Diajak Bicara
-
Awas Kolesterol! Penderita Penyakit Kronis Batasi Asupan Daging Kurban
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak