SuaraJatim.id - Setelah varian Delta, kini sedang ramai mutasi Covid-19 atau varian SARS-CoV-2 bernama Mu atau B.1621 sebagai penyebab COVID-19.
Namun menurut Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada (UGM) Gunadi, varian Mu ini tidak lebih ganas dibandingkan dengan varian Delta.
Ia menjelaskan, bada kesehatan dunia (WHO) mengkategorikan varian Mu sebagai variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian.
Sementara varian Delta diklasifikasikan oleh WHO masuk dalam kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai, kata Gunadi menambahkan.
Gunadi mengatakan VoC merujuk pada varian yang dianggap lebih mengancam dalam hal penularan atau mematikan serta lebih resisten terhadap vaksin serta pengobatan. Sementara VoI merujuk pada varian yang harus diteliti lebih lanjut agar karakteristiknya dipahami.
Sejumlah varian virus yang kini masuk dalam kriteria VoI bersama Mu di antaranya Eta (B.1.525) yang terdeteksi pertama kali di beberapa negara sejak Desember 2020, Lota (B.1.526) terdeteksi pertama kali di Amerika Serikat pada November 2020, Kappa (B.1617.1) terdeteksi pertama kali di India Oktober 2020, Lambda (C.37) terdeteksi pertama kali di Peru pada Desember 2020.
Sedangkan varian virus yang masuk dalam kriteria VoC di antaranya Alpha (B.117) terdeteksi pertama kali di Inggris September 2020, Beta (B.1.351, B.1.351.2, B.1.351.3) terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan Mei 2020, Gamma (P.1, P1.1, P.1.2) terdeteksi pertama kali di Braziil November 2020 dan Delta (B.1617.2, AY.1, AY.2, AY.3) terdeteksi pertama kali di India pada Oktober 2020.
Meskipun varian baru Mu belum terdeteksi di Indonesia, kata Gunadi, namun diperlukan upaya antisipsi karena varian yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada 11 Januari 2021 itu dilaporkan menyebabkan penurunan kadar antibodi saat seseorang terinfeksi.
"Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut," katanya.
Baca Juga: Antisipasi Varian MU, 3 Pintu Perbatasan PLBN Kalimantan Barat Dijaga Ketat
Secara terpisah, peneliti dari Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustry (IRIBB) Riza Arief Putranto mengatakan virus Mu ditetapkan WHO sebagai VoI pada 30 Agustus 2021.
"VoI artinya teridentifikasi menyebabkan penularan di komunitas dan terdeteksi di banyak negara. Per 1 September 2021, Mu ditemukan di setidaknya 39 negara," katanya.
Varian Mu, kata Riza, membawa sedikitnya 21 titik mutasi di materi genetik SARS-CoV-2 di mana sembilan di antaranya berada di spike virus. "Mutasi kunci varian Mu adalah N501Y seperti varian Alpha, E484K seperti varian Beta dan P681H seperti varian Delta," katanya.
Kombinasi mutasi tersebut yang kemudian mengakibatkan Mu memiliki kemampuan netralisasi antibodi. "Para ilmuwan dari Virus Evolution Working Group setuju perlu diperdalam kembali penelitiannya," katanya. ANTARA
Berita Terkait
-
Antisipasi Varian MU, 3 Pintu Perbatasan PLBN Kalimantan Barat Dijaga Ketat
-
Amerika Serikat Temukan Kasus Covid-19 Varian MU Tersebar di 49 Negara Bagian
-
Ahli Virologi: Varian Delta Lebih Berbahaya Dibandingkan Varian MU
-
Satgas COVID-19 Tegaskan Varian Mu Tidak Ditemukan Di Indonesia
-
Presiden Jokowi Tidak Menyangka Ada Covid-19 Varian Delta Hingga Varian Mu
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
KIK EBA Jadi Syariah Perdana di Indonesia dari BRI Manajemen Investasi
-
Bukan Sekadar Letusan Biasa: PVMBG Ungkap Rekaman Gempa Getaran Banjir Semeru yang Bikin Khawatir
-
Pilu Petani Lombok, Ladang Rusak Diterjang Awan Panas Semeru
-
Di Tengah Keriuhan, Relawan Kesehatan Jadi Penopang Pengungsian Erupsi Semeru
-
Cerita Lansia 90 Tahun Saat Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru