SuaraJatim.id - Masyarakat di beberapa daerah memiliki tradisi khusus untuk merayakan datangnya bulan kedua dalam penanggalan Hijriah yakni Safar. Mulai dari tradisi berupa acara hingga masakan khas pun dibuat masyarakat saat Safar.
Saat memasuki bulan Safar, yang tidak dapat dihilangkan adalah tradisi membuat jenang sapar atau tajin sappar. Di daerah Jawa dan Madura, tradisi ini demikian melekat dan tidak ada di waktu lain, kecuali bulan Safar.
Tajin Sappar terbuat dari perpaduan beraneka bubur. Beberapa masyarakat, seperti di Madura juga menyebut tajin sappar dengan sebutan tajin merah putih karena bubur ini didominasi warna merah dan putih.
Dilansir dari beberapa sumber, tajin sappar terbuat dari tepung ketan yang didesain bulatan-bulatan kecil seukuran kelereng. Bubur itu juga dilengkapi dengan air gula merah dan pisang. Bahan lainnya berupa santan, sedikit garam, gula putih, dan daun pandan untuk memberi aroma harum.
Baca Juga: 5 Kuliner Khas Batam Ini Bikin Ngiler, Cobain Cumi Masak Hitam
Untuk membuatnya, hal pertama yang harus dilakukan yakni mencampur tepung ketan dengan parutan kelapa dan sedikit air. Buatlah bulatan-bulatan seukuran bola kelereng dari adonan tersebut.
Sambil membulatkan tepung ketan, campur dan didihkan 1,5 liter santan dengan setengah kilogram gula merah. Setelah itu, campurkan bulatan-bulatan tepung ketan dan tambahkan tepung beras sebanyak setengah kilogram ke dalam adonan itu. Aduk merata secara perlahan hingga mendidih dan hindari timbulnya kerak di dasar wajan.
Untuk adonan putihnya, campur seperempat kilogram tepung beras dan setengah liter santan. Lalu beri sedikit garam agar terasa sedap. Masak adonan pada api kecil. Pastikan tepung benar-benar matang.
Sementara itu, untuk membuat adonan merah kamu cukup mengambil sebungkus kecil bubur mutiara. Rebus hingga matang, lalu beri gula pasir secukupnya.
Kendati pembuatannya terbilang mudah, masyarakat Jawa Timur biasanya membuat tajin sappar bersama tetangga. Mereka membagi tugas, ada yang membulatkan tepung, ada yang mengiris pisang, ada yang membuat bubur putih, dan ada yang membuat bubur merah.
Baca Juga: Resep Lempah Kuning, Kuliner Rumahan Khas Pulau Bangka
Rasa bubur ini tergolong unik karena memiliki perpaduan rasa manis gula jawa dan gurihnya santan. Tajin sappar biasanya dihidangkan di piring dan disusun sedemikian rupa untuk didoakan kiai. Setelah didoakan, tajin sappar baru dibagikan kepada para tetangga.
Selain menyimpan unsur keharmonisan antar warga, hidangan ini juga menjadi simbol rasa syukur masyarakat Jawa kepada Tuhan yang telah melimpahkan rezeki.
Kontributor : Fisca Tanjung
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
-
6 Pilihan Sepatu Lari Hitam-Putih: Sehat Bergaya, Terbaik untuk Pria dan Wanita
-
Pak Erick Thohir Wajib Tahu! Liga Putri Taiwan Cuma Diikuti 6 Tim
-
5 Rekomendasi Tas Sekolah Terbaik, Anti Air dan Tali Empuk Hindari Pegal
-
4 Rekomendasi HP Infinix Murah dengan NFC Terbaru Juli 2025
Terkini
-
Lantik Anggota KPID Jatim, Khofifah Ajak Wujudkan Ruang Digital yang Sehat
-
Dahsyatnya Shalawat Jibril: 4 Keutamaannya yang Menggetarkan Hati
-
Tabur Bunga di Selat Bali, Harapan Keluarga Bertarung dengan Kenyataan
-
Belum Kebagian BSU? Cuan Akhir Pekan Tetap Bisa dari Saldo DANA Kaget! Cek 3 Link Ini Sekarang!
-
5 Ciri Pemilik Ajian Pancasona dan Rawarontek, Kebal dan Tembus Dunia Ghaib