SuaraJatim.id - Kabupaten Situbondo, Jawa Timur melalui Dinas Tenaga Kerja mencatat 15.722 orang jumlah pengangguran, atau 5,83 persen dari angkatan kerja tahun 2020 sebanyak 269.461 orang.
"Pandemi COVID-19 ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap meningkatnya jumlah pengangguran," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Situbondo Didik Sulistiyono di Situbondo mengutip Antara, Sabtu (16/10/2021).
Berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2020. Angka pengangguran di Situbondo selama kurun waktu 5 tahun (yakni 2015-2020) mengalami fluktuasi.
Pada 2015, angka pengangguran terbuka sebanyak 13.013 orang atau 3,57 persen dari jumlah angkatan kerja. 2017 menurun menjadi 5.723 atau 1,49 persen. 2018 naik menjadi 7.359 atau 1,85 persen. 2019 melonjak di angka 11.148 atau 2,82 persen.
Baca Juga: Pengangguran, Ariel NOAH Ngaku Sempat Jadi Tukang
Dan pada 2020 angka pengangguran naik tajam karena dampak pandemi COVID-19, mencapai 15.722 atau 5,83 persen dari jumlah angkatan kerja.
Didik melanjutkan, salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dinas Tenaga Kerja yaitu tentang ketenagakerjaan. Dalam hal ini pihaknya berupaya untuk terus menekan dan mengurangi angka pengangguran.
Untuk mengurangi angka pengangguran, Disnaker setempat juga sudah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di wilayahnya.
"Alhamdulillah selama ini kami bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang bisa menyerap tenaga kerja, salah satunya perusahaan yang bekerja di bidang industri playwood," kata Didik.
Ia mencontohkan, salah satu perusahaan yang berada di Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, itu, membutuhkan tenaga kerja sebanyak 300 orang, termasuk juga di beberapa perusahaan lainnya di Situbondo. Perusahaan tersebut juga bekerja sama dengan Jepang.
Baca Juga: Upaya Menekan Angka Pengangguran, Kemenaker Lakukan Program Pemagangan
"Kalau dengan pemerintah Jepang, khusus untuk lulusan SMA sederajat atau S1. Mereka bisa magang di Jepang. Kalau cocok, kontraknya bisa dilanjut," tutur Didik.
(Antara)
Berita Terkait
-
#KaburAjaDulu, Brain Drain, dan Bentuk Frustasi Masyarakat ke Pemerintah: Mengapa Ini Jadi Ancaman di Tahun 2045?
-
Dicemooh Pengangguran, Anies Baswedan Hadiri 2 Acara Keagamaan Bareng Mantan Wapres
-
Batal Pakai Dana PEN, KPK Pastikan Bupati Situbondo Gunakan DAK untuk Proyek PUPP
-
Bupati Situbondo Karna Suswandi Resmi Ditahan KPK dalam Kasus Korupsi Dana PEN
-
Tangan Diborgol, KPK Tahan Bupati Situbondo Karna Suswandi
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Pertamina EP Sukowati Field Angkat Bicara Cairan di Ngampel Bojonegoro, Bukan Limbah?
-
Berkaca Pada Kasus Siti Salihah, Anggota DPRD Jatim Sebut Kepulauan Sumenep Butuh Ambulans Laut
-
Nahas! Nenek Suparmi Tertimpa Reruntuhan Bagian Rumah Saat Mau Wudlu
-
Jalani Tes Kesehatan Jelang Pelantikan, Gubernur dan Wagub Jatim Terpilih Dipastikan Dalam Kondisi Sehat
-
Warga Ngampel Bojonegoro Mengeluh Sawahnya Diduga Terembes Limbah dari Pengeboran Minyak