Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 06 November 2021 | 21:13 WIB
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas (ANTARA/Laily Rahmawaty)

SuaraJatim.id - Angka kasus kecelakaan melibatkan pelajar di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur ( Jatim ) naik lagi dalam satu bulan ini.

Ini berdasarkan data laka lantas dari Satlantas Polres Ponorogo. Angka ini naik lebi tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya, ketika masih sekolah daring dari rumah.

Dijelaskan Kanit Kamsel Satlantas Polres ponorogo Ipda Bagus Sulisyono, data dari bulan Oktober 2021, tercatat ada 20 kasus kejadian laka lantas yang melibatkan pelajar.

Akibat semua kasus itu, korban pelajar yang mengalami luka-luka sebanyak 23 orang. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 3 anak.

Baca Juga: Salut! Rayakan Halloween di Jepang, Pria Ini Tampil Pakai Kostum Reog Ponorogo

"Memang ada peningkatan laka lantas yang melibatkan pelajar, saat PTM dimulai bulan lalu, dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, dimana pelajar masing pembelajaran daring," ujarnya, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Sabtu (06/11/2021).

"Bulan Oktober lalu ada 20 kasus, dengan rincian yang mengalami luka-luka sebanyak 23 orang dan pelajar yang meninggal ada 3 anak," ujarnya menambahkan.

Sementara untuk data laka lantas pelajar di bulan September 2021 lalu, cenderung lebih sedikit dibandingkan bulan Oktober.

Bulan September hanya terjadi 4 kasus laka lantas. Dengan rincian, sebanyak 6 pelajar mengalami luka-luka. Sedangkan untuk korban pelajar yang meninggal nihil.

"Bulan September hanya ada 4 kejadian laka lantas pelajar, dimana ada 6 pelajar yang mengalami luka-luka. Sementara untuk korban yang sampai meninggal dunia, alhamdulillah tidak ada," katanya.

Baca Juga: Truk Kabur Setelah Tabrak Hingga Tewas Pemotor di Jalanan Ponorogo

Peningkatan laka lantas pelajar ini, kata Bagus kemungkinannya sudah mulainya proses belajar mengajar di sekolah.

Meski belum sepenuhnya masuk, tetapi pelajar yang masuk sudah ada. Sementara bulan-bulan sebelumnya, dimana pelajar masih melakukan pembelajaran daring di rumah, membuat laka lantas yang melibatkan pelajar cenderung sedikit.

"Human error dari pelajar. Mungkin pelajar itu berangkatnya terburu-buru saat di pagi hati, hingga akhirnya laka lantas. Saat ini aktivitas di jalan raya mulai padat, apa lagi saat pagi hari," katanya.

Polisi lantas mengimbau secara door to door ke sekolah agar para pelajar tidak menggunakan sepeda motor saat berangkat ke sekolah.

"Kami juga meminta kepada bapak dan ibu guru untuk menertibkan siswa yang menggunakan kendaraan bermotor untuk masuk sekolah," ungkapnya.

Bagus menambahkan, selain mengimbau pelajar, polisi juga meminta orangtua terlibat dengan memberikan arahan kepada anaknya, yakni jangan membolehkan naik motor sendiri ke sekolah.

Load More