SuaraJatim.id - Polisi meningkatkan patroli wilayah yang rawan terjadi bencana longsor di Trenggalek, Jawa Timur. Pengawasan terutama pada titik-titik yang telah teridentifikasi rawan dan mengancam permukiman warga maupun fasilitas umum.
Merujuk data BPBD Trenggalek, total ada 45 desa rawan longsor yang tersebar di 10 kecamatan.
"Patroli ini dimaksudkan untuk memetakan sekaligus antisipasi kerawanan yang ditimbulkan akibat bencana alam berikut progres apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi fatalitas korban," kata Kapolres Trenggalek AKBP Dwiasi Wiyatputera di Trenggalek, mengutip dari Antara, Rabu (24/11/2021).
Seperti diberitakan, peristiwa tanah longsor beberapa kali terjadi, terbaru longsor terjadi pada Selasa (23/11) malam, sekitar pukul 21.00 WIB di Desa Depok Kecamatan Bendungan. Meski tidak menyebabkan korban jiwa, dampak akibat longsor selama tiga pekan terakhir menyebabkan kerugian material mencapai ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Detik-detik Menegangkan Keluarga Slamet yang Selamat dari Timbunan Longsor di Wonogiri
Berdasar catatan BPBD, sebanyak 30 rumah rusak terdampak longsor, selama tiga pekan terakhir ini. Untuk mengantisipasi potensi longsor di musim hujan, Polres Trenggalek menyiagakan tim satgas bencana.
"Personel juga disiagakan jika sewaktu-waktu di butuhkan. Hari ini kita turunkan anggota baik dari Polres maupun Polsek jajaran untuk membantu pembersihan dan evakuasi," kata Dwiasi.
Sementara, Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari mengatakan, ada puluhan desa rawan terjadinya longsor. Rinciannya, di Kecamatan Watulimo, Tugu, Trenggalek, Pule, Panggul, Munjungan, Kampak Durenan, Dongko dan Kecamatan Bendungan.
"Secara global ada berapa titik krusial rawan longsor yang harus di waspadai ketika musim hujan, yaitu 45 desa di 10 kecamatan," ujarnya.
Titik terbanyak potensi rawan longsor saat musim penghujan dari 45 desa tersebut ada di Kecamatan Pule dengan jumlah sebanyak 10 desa.
Baca Juga: Longsor dan Puting Beliung Terjang Kabupaten Lebak, 5 Rumah Warga Rusak
Titik rawan longsor itu berada di Desa Joho, Jombok, Karanganyar, Kembangan, Pakel, Kembangan, Pule, Sidomulyo, Sukokidul dan Desa Tanggaran.
Guna meminimalisasi risiko bencana, BPBD sudah mengambil beberapa langkah dengan memasang bronjong desa rawan longsor, mengajukan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan akibat bencana ke BNPB dan BPBD provinsi hingga meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di daerah rawan bencana. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
Terkini
-
BSU dan Bansos Belum Cair? Segera Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini dan Dapatkan Cuan Hari Ini
-
Bacaan Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Artinya
-
Panduan Lengkap 2025: Cara Beli Nomor Virtual Telegram untuk Verifikasi Aman
-
6 Fakta Pernikahan di Bulan Muharram: Mitos, Budaya, dan Pandangan Islam
-
Rutin Amalkan Zikir Ini Sebelum Tidur Jika Ingin Badan Kuat