Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 09 Desember 2021 | 23:04 WIB
Tumpukan sampah terlihat di depan Posko Pengungsian yang ada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). [ANTARA/Vicki Febrianto]

SuaraJatim.id - Tempat pengungsian bencana erupsi Gunung Semeru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Supiturang, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dihadapkan permasalahan sampah yang menumpuk.

Selain itu, bantuan dari donatur berupa pakaian bekas ternyata tak layak pakai juga bikin masalah baru.

Koordinator Posko Pengungsian SDN 4 Supiturang, Muhammad Toha Mansyur mengatakan, selain sampah-sampah yang menumpuk, pada lokasi pengungsian juga terlihat tumpukan baju bekas.

Baju-baju bekas tersebut, menurut Mansyur, hanya ditaruh di depan posko pengungsian dan tidak dilaporkan kepada para petugas.

Baca Juga: Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 43 Orang

"Tiba-tiba ada orang datang menaruh baju. Ketika kita kejar, langsung pergi. Itu donatur yang tidak bertanggung jawab," ujarnya seperti diberitakan Antara, Kamis (9/12/2021).

Menyikapi itu, Ia meminta kepada para donatur yang akan memberikan sumbangan, khususnya pakaian bekas layak pakai, untuk bisa berkoordinasi dengan koordinator yang ada pada posko pengungsian. Koordinasi tersebut perlu dilakukan untuk pendataan.

"Jadi untuk kawan-kawan yang menuju ke lokasi bencana, jangan sampai kalian membawa pakaian yang katanya layak pakai. Baju itu bekas dan tidak layak pakai.Jangan menimbulkan sampah lagi untuk donatur-donatur," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya kesulitan untuk mengelola sampah yang mulai menumpuk di depan tempat pengungsian bencana Gunung Semeru tersebut.

"Masalah sampah ini, kami kekurangan tim pengambilan. Mungkin bisa dibantu dari pihak dinas lingkungan hidup (DLH) yang terdekat, seperti dari Kabupaten Malang," katanya.

Baca Juga: PDHI Jatim Kerahkan 31 Dokter Hewan Periksa Kondisi Ternak Korban Erupsi Gunung Semeru

Mansyur menjelaskan pengambilan sampah, khususnya di tempat pengungsian, saat ini diperkirakan mengalami kendala akibat terputusnya Jembatan Geladak Perak di Kecamatan Pronojiwo. Sehingga, Kecamatan Pronojiwo hanya bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang.

Ia menjelaskan sampah yang ada di tempat pengungsian tersebut sudah empat hari tidak diambil oleh petugas. Sampah-sampah tersebut terakhir kali diambil pada 6 Desember 2021.

"Akses ke Lumajang tertutup. Mohon bantuannya," ujarnya.

Gunung Semeru , Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Kamis (9/12) pukul 12.00 WIB menyebabkan 43 orang meninggal dunia dan 104 orang luka-luka. Dari total warga yang mengalami luka tersebut, 32 orang mengalami luka berat dan sisanya luka sedang.

Kecamatan Pronojiwo merupakan salah satu wilayah terdampak cukup parah akibat meningkatnya aktivitas Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021. Pada kecamatan tersebut, ada 10 lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi mencapai 525 jiwa.

Sumber: Antara

Load More