Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Rabu, 15 Desember 2021 | 18:45 WIB
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban jiwa erupsi Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Senin (6/12/2021). [Suara.com/B Susanto]

SuaraJatim.id - Seorang petugas kamar jenazah erupsi Gunung Semeru mengaku rela menghabiskan waktunya untuk menangani korban meninggal dunia.

Seorang petugas kamar jenazah bernama Siti Nur Hasanah di RSUD dr Haryoto, Lumajang mengaku tidak memikirkan bayaran atau honor yang ia terima.

Dirinya bersama lima orang lainnya sibuk berjibaku membantu mengurus jenazah korban erupsi Gunung Semeru.

Siti bersama rekannya mengaku tidak terbebani meskipun jumlah jenazah yang ditangani mencapai puluhan.

Baca Juga: Google Donasikan Rp 1,6 Miliar untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Dikutip dari jatimnet.com--jaringan Suara.com, Siti mengaku tidak merasa takut atau jijik saat mengurus jenazah.

"Sama saja kok, terpenting saya sudah berusaha bekerja sebaik mungkin. Membersihkan jenazah para korban," ujar Siti, dikutip dari Jatimnet.com--jaringan Suara.com.

Siti mengaku harus bekerja selama 24 jam. Akan tetapi dirinya tak memikirkan gaji yang diperoleh.

Menurutnya, kemanusiaan lebih penting daripada materi.

"Sejak erupsi kami bekerja 24 jam, hanya delapan jam sekali shift-nya. Harus siap ketika ada jenazah tiba. Jadi enggak mikirin honor," jelasnya.

Baca Juga: Pakar Psikologi Apresiasi Pengiriman Polwan Jateng Pulihkan Trauma Korban Erupsi Semeru

Siti mengungkapkan ada kurang lebih 40 kantong jenazah pasca erupsi Gunung Semeru.

Sementara itu, Kepala Kamar Jenazah RSUD dr Haryoto, Ahmad Musthofa mengaku bangga dengan semangat Siti dan para rekannya.

"Enam petugas itu terdiri dari dua perempuan dan empat laki-laki. Meski mereka capek, tapi tidak pernah mengeluh," kata Musthofa.

Menurutnya, penjaga kamar mayat juga patut disebut sebagai pejuang kemanusiaan lantaran ikut serta menangani korban erupsi.

Load More