SuaraJatim.id - Perasudaraan jadi tema Natal di Gereja Katolik Kristus Raja di Surabaya, Jawa Timur. Hal itu tercermin dari ornamen pada pohon Natal.
Ya, ornamem pada pohon Natal tampak meriah. Meliputi kain batik honocoroko, batik parang, dan batik naga. Selain itu, ada juga mahkota Papua, jaran kepang, hingga syal Persebaya Surabaya. Sedangkan pada pucuk pohon Natal terpasang Garuda Pancasila.
Salah satu pengurus Gereja Katolik Kristus Raja Rosarita menjelaskan, jika ornamen-ornamen tersebut mempunyai arti sendiri-sendiri. Namun intinya keberagaman Nusantara.
"Kebetulan untuk desain, kami 1 tim yakni tim sanggar seni. Jadi dari kostum penari kami coba padukan di pohon natal serta pernak-perniknya, ide yang kami punya dikeluarkan semua, maka dari itu berdirilah pohon natal ini," jelasnya, Selasa (21/12/2021).
Diorama kelahiran Isa juga dikemas sesuai tema, tampak Bunda Maria dan Yoseph menggunakan kain tenun khas Alor Timur Nusa Tenggara Barat. Uniknya lagi, tiga Raja pembawa hadiah, mengenakan kain batik Korpri yang biasa dipakai oleh Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dijelaskannya, jika tiga Raja pembawa hadiah yang memakai baju batik Korpri melambangkan Pemerintahan yang diharapkan bisa mengayomi dan mensejahterakan warga.
"Memang disana kami sengaja memasangkan batik Korpri pada 3 raja yang memberikan hadiah, melambangkan bahwa pemerintah bisa memberikan kesejahteraan masyarakat dengan cara mengayomi," ujar Rosarita.
Ide atau konsep diorama kelahiran Isa Almasih dan pohon Natal dengan corak Nusantara, digagas Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM, namun Rosarita bersama-sama dengan pengurus sanggar di Gereja Kristus Raja, diberi kebebasan mendesain pohon natal beserta dioramanya.
Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM, menjelaskan konsep keseluruhan dari diorama, yakni untuk persaudaraan.
Baca Juga: Heboh Kematian Gajah di KBS, Wali Kota Surabaya: Tunggu Hasil Pemeriksaan Tim Independen
"Persaudaraan yang kita ambil dari keberagaman umat dan masyarakat, terlebih lagi tema cinta kasih membawa semangat persaudaraan, maka kami membawa simbol-simbol keberagaman, jadi bukan menjadi bahan sebagai perpecahan, tapi saling merangkul," tandasnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
BRI Tegaskan Komitmen Dukung Asta Cita Lewat Akselerasi KPR FLPP
-
DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
-
Daftar 21 Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Jawa Timur
-
Bakar Perlengkapan Salat, RD Klaim Perempuan Tak Boleh Salat di Masjid
-
Anggota DPR RI Minta Semua Bangunan Pesantren Diaudit